Satu Islam Untuk Semua

Friday, 15 May 2020

HIKMAH – Menemukan Lailatul Qadar


Malaikat silih berganti turun ke bumi pada malam itu. Mereka turun membawa kebaikan di jagat manusia. Inilah lailatul qadar, malam yang dinilai Allah lebih baik dari seribu bulan.

“Orang yang bertemu dengan lailatul qadar akan selalu terdorong melakukan kebaikan karena malaikat bersamanya,” kata mufasir Muhammad Quraish Shihab dalam program Ramadhan Cinta di Narasi TV.

Adalah Tuhan yang mengabarkan peristiwa malam agung ini. Setidaknya melalui lima ayat dalam surat Al-Qadar. “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada lailatul qadar,” demikian bunyi ayat pertama.

Lail berarti malam sedangkan qadar, menurut Shihab, memiliki setidaknya tiga makna harfiah. Arti pertama ketentuan.

“Pada malam ini, Allah menentukan perjalanan hidup seseorang selanjutnya,” kata jebolan Studi Tafsir Alquran Universitas Al Azhar Mesir ini.

Kedua bermakna sempit karena begitu banyaknya malaikat yang turun ke bumi. Jagat manusia kedatangan banyak malaikat sehingga bumi dianggap sempit pada malam itu.

Sementara arti ketiga ialah mulia yang menegaskan kehebatan malam ini. “Tapi tidak mudah, hampir dikatakan sangat sulit, bahkan mustahil untuk mengetahui betapa kehebatannya,” tuturnya.

Umat Nabi Muhammad hanya dapat mengetahui kehebatannya dari yang telah disampaikan Alquran dan hadis. Contohnya pada ayat keempat surat Al-Qadar yang mengabarkan turunnya para malaikat. Pada ayat berikutnya, Allah menyampaikan, “Salamun hiya hatta mathlail fajr.”

Salam bermakna damai. Seseorang merasakan kedamaian dan mampu memberikan kedamaian.

Jika seseorang memberikan bantuan kepada selainnya, ia dapat melahirkan kedamaian. Ini memberikan kedamaian secara aktif. Seseorang juga dapat memberikan kedamaian dengan cara tidak mengganggu orang lain. Ini contoh memberikan kedamian secara pasif.

Ayat keempat Surat Al-Qadar berarti; damai yang dirasakan sampai terbitnya fajar. Kata fajar dapat berarti cahaya kemerah-merahan di langit timur menjelang matahari terbit setelah malam itu. “Juga dapat diartikan sampai terbitnya fajar kehidupan manusia di akhirat nanti,” kata penulis kitab Tafsir Al Misbah ini.

Oleh karena itu, orang yang merasa bertemu lailut qadar itu dapat diuji. Salah satu tanda orang yang bertemu dengan malam mulia ini ialah bertambahnya amal baik dari dirinya.

Tanda lainnya: ia selalu mencari kedamaian. “Damai dengan diri, (seperti) tidak menggerutu, damai dengan orang lain, damai dengan tumbuhan, binatang, sehingga kehidupan damai itu ia bawa sampai hari kemudian,” tuturnya

Di hari kebangkitan kelak, ia dimasukkan di negeri yang dinamai Allah ‘darussalam‘. Artinya, negeri yang penuh dengan kedamaian.

Lalu kapan malam ini dapat dijumpai? Banyak riwayat mengatakan bahwa pada malam sepuluh akhir Ramadan, Rasulullah Saw melipat tempat tidurnya untuk menghidupkan sepuluh malam tersebut.[]

YS/Islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *