Satu Islam Untuk Semua

Monday, 09 October 2017

HIKMAH – Kamu Itu yang Kebo!


islamindonesia.id – Kamu Itu yang Kebo!

 

Akisah, ada seorang Eksekutif Muda mengendarai sedan mewah menuju ke luar kota. Saat melewati perbukitan berkelok, dilihatnya sebuah truk dari arah berlawanan.

Ketika berpapasan di tikungan, sang pengemudi truk melambatkan laju kendaraannya, lalu membuka kaca jendela dan berteriak dengan keras, “KEBO!”

Sang Eksekutif Muda pun kaget. Merasa tersinggung, ia geram dan langsung membuka kaca jendela. Membalas teriakan itu dengan nada penuh emosi, “Kamu itu yang KEBO!!!” sambil tancap gas, pergi.

Tidak puas, dia terus memaki, “Dasar kebo jelek, tidak punya otak, dungu!!! Dasar udik gembel!!!”

Saat asyik dengan sumpah serapahnya sendiri dan mobilnya melewati tikungan, tiba-tiba puluhan kerbau yang bertubuh besar, turun dari perbukitan memenuhi jalan. Sudah terlambat bagi sang Eksekutif Muda untuk menghentikan laju mobilnya. Seekor kerbau berukuran jumbo pun ditabraknya. Kendaraan oleng, saat ia berusaha menghindari gerombolan kerbau yang lain. Tak pelak, mobil mewah itu pun langsung terguling dan jatuh ke jurang.

Terlambat dia menyadari, bahwa ternyata teriakan sopir truk tadi sama sekali bukan ejekan, tapi justru sebuah peringatan penting untuk sang Eksekutif Muda, bahwa di depannya ada sekawanan kerbau yang bakal melintas memenuhi jalanan yang hendak ditujunya.

Tapi begitulah ego seringkali cepat memicu emosi dan amarah.

Seperti kasus di atas, tidak selamanya penyampaian peringatan yang bertujuan baik, dapat ditangkap dan dianggap layak, jika si penerima pesan tidak berusaha mengenal “adat” si penyampai pesan. Sebaliknya, dengan reaksi yang terburu-buru, pesan itu bisa dinilainya justru tidak sopan, bahkan kurang ajar.

Mestinya, sang Eksekutif Muda sadar bahwa dirinya sedang berada di luar zonanya. Saat itu ia berada di lingkungan berbeda, dengan sifat orang yang berbeda pula. Itu adalah area umum yang memiliki kultur dan kondisi yang berbeda. Sehingga tidak semuanya dapat disesuaikan dengan keadaan dirinya. Jika hal ini tak dipahami, akibatnya malah merugikan dirinya sendiri.

Inilah pesan penting yang mesti kita ambil hikmahnya: Jika Anda memiliki ego tinggi dan temperamental, mari belajar untuk mengendalikan dan mengalihkan emosi buta itu pada hal-hal yang lebih konstruktif. Artinya, jangan mudah langsung emosi saat menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Belajarlah bersabar dan mencari tahu keadaan di balik suatu peristiwa … niscaya hasilnya akan lebih menguntungkan bagi Anda.

Melampiaskan emosi, memang nyaman untuk sesaat, tetapi bisa menjadi penyakit yang merugikan diri sendiri untuk jangka panjang.

Mari belajar cepat mendengar apa yang orang lain katakan, tapi teliti ulang sebelum membalas perkataan tersebut sebagai meresponnya. Karena seringkali, lambat untuk merespon dan lambat melontar amarah justru akan menyelamatkan hidup Anda.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *