Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 25 February 2018

HIKMAH – Belajar dari Keledai yang Jatuh ke Sumur


islamindonesia.id – Belajar dari Keledai yang Jatuh ke Sumur

 

Dikisahkan, pada suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur yang cukup dalam. Sementara si petani, pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan keledai tersebut.

Akhirnya, meski dengan berat hati, petani memutuskan bahwa keledai itu sudah tua dan pantas mati, sementara sumur itu juga perlu ditimbun karena dianggapnya berbahaya. Pendek kata, tak ada gunanya menolong keledai tua miliknya keluar dari sumur berbahaya itu.

Petani pun mengajak tetangganya untuk membantu. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah dan memasukkannya ke dalam sumur.

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia berusaha meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia terdiam.

Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya.

Meski punggungnya terus ditimpa bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Hewan itu mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah tubuhnya, sedangkan si keledai kemudian menaiki tanah itu.

Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Sampai akhirnya sumur hampir penuh dengan tanah, si keledai bisa meloncat keluar dan kemudian melarikan diri.

Apa hikmah yang dapat dipetik dari kisah di atas?

Di antaranya adalah, bahwa kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Kotoran di sini adalah ibarat segala permasalahan hidup yang kita hadapi. Bukankah setiap hari kita menghadapi permasalahan-permasalahan yang terkadang membingungkan kita?

Cara yang diambil oleh sang keledai untuk keluar dari ‘sumur’ (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri (pikiran dan hati) dan melangkah naik dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan (pengalaman).

Intinya: Setiap masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah ke depan. Kita dapat keluar dari ‘sumur’ yang terdalam dengan terus berjuang dan pantang menyerah! Guncangkan hal negatif yang menimpa dan teruslah melangkah naik!!!

Guncangkan diri Anda dari segala kebencian kepada sesama; Guncangkan pikiran Anda dari segala bentuk kecemasan. Guncangkanlah hati dan jiwa Anda dari segala kotoran (masalah) agar dapat keluar dari segala keruwetan hidup yang Anda hadapi.

Keledai dalam kisah populer di atas telah memberi contoh yang baik dan bermanfaat bagi kita. Maka tak ada salahnya, kita belajar dari keledai itu.  Sebagaimana Allah Swt berfirman, “Rabbana ma khalaqta hadza bathila”; “Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.”

Segala sesuatu yang telah diciptakan Tuhan di muka bumi, tak terkecuali kisah di atas, pasti punya maksud dan tujuan tersendiri. Tidak luput dari sentuhan-Nya yang bersifat ar-Rahman dan ar-Rahim.

Setidaknya, lewat kisah keledai dan sang petani tersebut Tuhan mengajari hamba-Nya yang mau berpikir cerdas agar senantiasa berusaha tanpa kenal lelah untuk keluar dari kesulitan hidup yang menimpanya.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *