Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 30 December 2021

Berani Menasihati Bukan Berarti Sok Suci


islamindonesia.id – Perkara saling menasihati antara sesama Muslim merupakan bagian dari hak dan adab dalam Islam. Menasihati seorang Muslim bisa dilakukan apabila yang bersangkutan memang meminta untuk dinasihati.

Dalam kitab Minhajul Muslim, Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri menjabarkan sejumlah hadis yang berkenaan dengan anjuran saling menasihati. Misalnya dalam hadis, “Jika seseorang di antara kalian meminta nasihat kepada saudaranya, maka hendaklah ia menasihatinya.”

Menasihati seorang Muslim apabila diminta adalah wujud dari kecintaan dan rasa peduli.

Nasihat ditujukan untuk menjauhkan sahabat Muslim yang bersangkutan agar dapat keluar dari kebuntuan dan tidak keluar dari batas-batas syariat agama.

Di dalam riwayat lainnya dijelaskan, “Agama ini adalah nasihat. Lalu ditanyakan (kepada Nabi Muhammad s.a.w): Bagi siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: bagi Allah, bagi Kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, dan bagi para pemimpin kaum Muslimin dan segenap kaum Muslimin.”

Sehingga dikatakan bahwa saling menasihati antarsesama Muslim juga merupakan anjuran baik yang termasuk dalam ibadah.

Tentu saja bahwa perbuatan baik berupa dakwah dengan nasihat itu dimaksudkan semata-mata karena rasa peduli dan dilandasi dengan niat tulus karena semata berharap ridha Allah SWT.

Lalu bagaimana seharusnya setiap Muslim menyikapi nasihat dan si pemberi nasihat?

Berkaitan dengan betapa pentingnya perbuatan saling menasihati ini, juga perlunya penghargaan dan penyikapan yang benar atas si pemberi nasihat, Cendekiawan Muslim Haidar Bagir di antara serangkaian tweet-nya mengungkapkan, “Jika seseorang menasihati, itu tak selalu karena dia sudah merasa baik atau sok suci. Bisa saja saya juga begitu. Tapi bisa juga dia justru sedang mengungkapkan bahwa sebenarnya dia sedang (atau setidaknya, pernah) berada dalam kubangan kesalahan yang sama, lalu -bukannya munafik- berbagi pengalaman untuk mengatasinya.”

Selanjutnya, lewat akun Sosmed Cinta, @Haidar_Bagir mengutip sebuah ayat: “Sungguh besar murka Allah jika kau katakan apa-apa yang tak kau lakukan”, jika dilihat dari bentuk verba ta’lamun, harusnya diartikan ‘(apa yang) kau tak hendak lakukan’, alias cuma munafik. Maka, tak apa berbagi nasihat kebaikan yang kita belum bisa lakukan, asal kita [memang] siap berupaya [untuk mencapai hal itu].”

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *