Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 17 November 2022

Kolom – Haidar Bagir: Saya, Klep Jantung, Dan Meditasi Pernapasan (1)


islamindonesia.id – Kolom Haidar Bagir: Saya, Klep Jantung, Dan Meditasi Pernapasan (1)

Al-khayr fii maa waqa’. Yang terbaik adalah apa yang sudah terjadi. Karena semua dari Allah, dan semua yang dari Allah pasti (yang ter)-baik.”

Saya lahir dengan kelainan jantung. Dan daun klep jantung saya hanya dua (bikuspid), padahal normalnya tiga (trikuspid) – seperti lambang mobil Mercy itu.

Nah, bagi yang punya kelainan ini, biasanya mereka terdedah dengan risiko mengalami kebocoran klep, atau penyempitan lubang/saluran klep akibat kalsifikasi (pengapuran). Dan tanda-tandanya akan tampak setelah penderitanya melewati umur 60 tahunan.

Saya terkena pengapuran saluran klep jantung akibat kelainan jumlah daun jantung tersebut. Gejalanya adalah perasaan tidak nyaman di dada jika kecepatan denyut jantung terlalu tinggi, atau tekanan darah naik. (Bagi saya, gejala yang lebih mengganggu justru jika gastritis/penyakit maag saya kambuh. Pada saat itu perasaan tidak nyaman itu paling mengganggu).

Itu salah satu bagian kisah hidup saya. O, iya, bagi yang ingin tahu, cepat atau lambat – kecuali jika ada mukjizat – klep jantung saya harus diganti. Kemungkinan besar dengan klep yang ditumbuhkan dari jaringan klep sapi. Umumnya melalui proses operasi “jantung terbuka” (open heart surgery).

Ada jalan lain, memang, dengan prosedur Transcatheter Aortic Valve Implantation (TAVI)/ Transcatheter aortic valve replacement (TACR), yang melaluinya klep dimasukkan dan dipasang dengan alat semacam kateter. Tapi prosedur yang satu ini belum merupakan cara standar. Selain ada kemungkinan komplikasi, daya tahan klep yang dipasang dengan cara ini pun belum terlalu banyak diketahui.

Karenanya, seseorang dalam usia saya (65 tahun) masih dianggap terlalu muda, alias masih terlalu kuat, untuk mempertimbangkan cara TAVI/TAVR ini. Dokter menganggap open heart surgery masih lebih masuk akal dilakukan atas saya ketimbang TAVI/TAVR.

Kelebihan TAVI, ia tak melibatkan operasi membuka jantung (termasuk menghentikan kegiatannya sementara sambil digantikan mesin, saat memasang klep pengganti), di samping waktu istirahat (down time) pasca operasi yang lebih lama.

Maka, selama lebih dari dua tahun – sambil menunggu waktu yang tepat – saya dibantu dengan penuh kesungguhan oleh seorang dokter ahli jantung, sahabat muda saya, dalam melakukan riset tentang cara terbaik dan RS yang paling pas untuk operasi yang akan saya jalani tersebut. Apakah dengan TAVI/TAVR di AS – yang hanya mungkin saya lakukan dengan bantuan seorang dokter baik hati di negeri itu – atau di Korea Selatan, atau di salah satu negeri jiran. Jika tak ada halangan atau perubahan, Insya’Allah bisa saja secepat-cepatnya saya menjalani operasi penggantian klep jantung ini kurang dari dua bulan lagi, bersamaan dengan masa break, alias liburan, kegiatan baru saya, yang akan segera saya kisahkan langsung setelah ini. (Bersambung)

AL/Islam Indonesia/Featured Image: makassarwriters.com

Bersambung:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *