Satu Islam Untuk Semua

Friday, 20 November 2020

Kolom Haidar Bagir: Cintailah Orang Lain Jika Kau Cinta Dirimu


islamindonesia.id – Kolom Haidar Bagir: Cintailah Orang Lain Jika Kau Cinta Dirimu

Cintailah Orang Lain Jika Kau Cinta Dirimu

Oleh Haidar Bagir | Presiden Direktur Kelompok Mizan, penulis buku-buku tentang Tasawuf, dan Dai Islam Cinta

Resep bahagia adalah: jangan kita hidup berkonsentrasi pada upaya memuasi diri, atau kehidupan kita. Karena dengan itu kita membuka kotak pandora peluang-peluang kita untuk kecewa. Kecewa bahwa yang kita capai tak sesuai dengan ekspektasi kita, kecewa pada anggapan orang tentang kita, dan seterusnya. Dalam hal ini, berupayalah secukupnya, lalu terimalah apa pun yang terjadi.

Sebagai gantinya, berkonsentrasilah pada upaya-upaya membahagiakan orang lain. Dan, dalam hal ini juga, bersiaplah menerima dengan rela apa yang terjadi. Maka kita akan dapati hidup kita penuh makna. Dan apalagi sumber kebahagiaan itu kecuali kehidupan yang penuh makna?

Mengurusi diri sendiri itu biasanya mengambil bentuk menuntut. Menuntut pujian, menuntut penghormatan, menuntut pengakuan, menuntut keuntungan, menuntut kekuasaan, bahkan menuntut kebahagiaan.

Dan menuntut itu, sekali lagi, membuka kemungkinan tuntutan kita tak terpenuhi sesuai ekspektasi kita. Maka kita kecewa.

Memberi (selama kita bisa terbebaskan dari motivasi memberi untuk kepuasaan diri, dan ini soal lain yang membutuhkan pembahasan tersendiri), tak membuka kemungkinan kekecewaan. Sebaliknya, hanya kepuasan dan kehangatan jiwa – dengan kata lain, kebahagiaan – yang akan menjadi imbalannya.

Bagaimana halnya dengan menuntut kebahagiaan bagi orang-orang yang kita kasihi? Pasangan hidup kita, orang tua kita, anak-anak kita? Mereka kan orang lain? Bukan diri kita?

Di sini masalah menjadi rumit. Kesimpulan sementara saya adalah, kita boleh berjuang mati-matian demi kebahagiaan mereka. Tapi, pada akhirnya, kita harus tetap mampu “melepaskan” mereka dari diri kita.

Dan jika kita mengaitkan kebahagiaan mereka dengan kebahagiaan kita, lalu kita menuntut kebahagiaan mereka demi kebahagiaan kita, maka kita kembali masuk ke lingkaran setan yang saya sebut di awal: Kita hidup dengan orientasi menuntut kebahagiaan bagi diri kita, dengan segala risikonya….

Lalu, bagaimana caranya? Betapa pun sulit, mungkin masih terbayangkan bagi kita untuk melepaskan tuntutan kebahagiaan bagi diri kita. Tapi, apakah mungkin kita melepaskan tuntutan kebahagiaan bagi orang-orang yang kita kasihi?

Terpaksa saya katakan di sini: kita harus belajar melarutkan diri kita ke dalam Allah. Menceburkan diri kita yang lemah dan terbatas ini ke dalam Samudera Tanpa Batas Keilahian.

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara- saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berupaya sungguh-sungguh di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak menurut kepada Allah (fasik).” (QS at-Taubah [9]: 24).

Atau, kalau mau lebih praktis, kita harus menceburkan diri kita ke dalam pengakuan akan kefakiran kita di hadapan Allah dan menerima serta mengakui dengan penuh keridhaan ketetapan takdir-Nya, Yang Maha Bijaksana.

Jika sudah begitu, maka tak ada – kesulitan dan penderitaan – yang akan bisa membebani kita. Kita sudah lebih besar – jauh lebih besar – dari semuanya itu. Di hadapan keilahian, Yang Maha Agung, semua yang lain menjadi tak ada artinya.

WalLaah al-Musta’aan (Dan Allaah adalah Penolong kita)…. []

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Mizan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *