Satu Islam Untuk Semua

Monday, 01 March 2021

Catatan Ringkas Haidar Bagir pada Acara Seminar Membincang Warisan Pemikiran Kang Jalal


islamindonesia.id – Catatan Ringkas Haidar Bagir pada Acara Seminar Membincang Warisan Pemikiran Kang Jalal

Penerbit Mizan bekerjasama dengan Lembaga Pembinaan Ilmu-Ilmu Islam (LPPI) Muthahhari mengadakan seminar web dengan tema Membincang Warisan Pemikiran dan Karya Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat) pada Minggu (28/2).

Mereka yang hadir dalam acara tersebut adalah Haidar Bagir yang memberikan sambutan. Kemudian ada Zuhairi Misrawi, Najib Burhani, Etin Anwar, dan Yudi Latif yang bertindak sebagai pembicara. Pada penutupan, Miftah F. Rakhmat, yaitu putra Jalaluddin Rakhmat, memberikan sambutannya. Kemudian yang bertindak sebagai moderator adalah Kalis Mardiasih.

Sebagaimana diketahui, cendekiawan Muslim Jalaluddin Rakhmat belum lama ini telah wafat pada Februari lalu (15/2). Kang Jalal, begitu biasanya beliau disapa, oleh banyak orang dikenal sebagai tokoh Syiah Indonesia.

Haidar Bagir, dalam sambutannya menyoroti isu perbedaan di antara Suni dan Syiah. Berikut ini adalah pandangan Haidar Bagir sebagaimana dikutip dari admin akun Haidar Bagir di Twitter (1/3):

Pada era 80-an, kita bisa kagum pada Ali Syariati dan Murtadha Muthahhari tanpa ngeh bahwa mereka Syiah. Sebagaimana kita kagum pada Fazlur Rahman dan Hasan Turabi, tanpa ngeh bahwa mereka Suni. Kesemuanya pemikir hebat. Kesemuanya Muslim. Itu saja.

Meski sadar adanya keragaman, kita lebih sering lupa pada kotak-kotak menjebak itu. Kalau pun lantas teringat bahwa mereka Syiah, tak lantas kita harus jadi Syii karena kagum kepada pemikir-pemikirnya itu.

Bahwa pandangan Syiah tak selalu sesuai dengan Suni, ya kita siapkan sikap kritis saja, sebagaimana kita harus kritis dalam hal apa pun. Dan jika ada yang kita tak sependapat, kita tinggalkan saja.

Tapi kan Syiah pencela sahabat/istri Nabi? (Kalau soal Alquran-nya beda, yang masih percaya ini rasanya terlambat hidup). Ketahuilah bahwa sikap Syiah berkembang terus. Dan hanya segelintir ekstremis yang begini. Abaikan saja pendapat ekstremis, di kelompok mana pun. Sedangkan kritis secara ilmiah, tak harus berupa penghinaan.

Sayangnya, oleh orang-orang penuh hawa nafsu kesombongan dan kebencian, yang inginnya cuma membesar-besarkan diri dan kelompoknya sendiri – dan di dalam kelompok ini termasuk kaum Syii juga – pendapat ekstrem anekdotal dibesar-besarkan, lalu digeneralisasi, tak jarang dimanipulasi, untuk menyesatkan opini orang banyak.

Semoga Allah Swt selalu memberi petunjuk kepada kita semua, menolong kita untuk meluruskan niat-niat kita, dan mempersatukan hati-hati kaum Muslimin. Agar mereka jangan memboroskan energi untuk berantem antar mereka sendiri dan, sebaliknya, lebih berkonsentrasi menebar rahmat bagi alam semesta. Aamiin… []

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Tangkapan layar seminar web Membincang Warisan Pemikiran dan Karya Kang Jalal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *