Satu Islam Untuk Semua

Monday, 16 August 2021

Foto dan Gambar: Mengenal Berbagai Suku di Afghanistan


islamindonesia.id – Mengenal Berbagai Suku di Afghanistan

Afghanistan yang kini sedang mengalami transisi politik selepas penarikan tentara Amerika Serikat ternyata bukan negara dengan kelompok masyarakat yang beretnis tunggal. Di dalamnya banyak keragaman suku.

Berikut ini adalah suku-suku yang ada di Afghanistan:

1. Pashtun

Wanita suku Pashtun

Etnis terbesar di Afghanistan adalah suku Pashtun, jumlah mereka mencapai dua per lima dari seluruh penduduk Afghanistan. Teritorial tradisional Pashtun membentang di Selatan wilayah Hindukush.

Walaupun Pashtun hari ini berada di berbagai wilayah di Afghanistan, namun basis populasi massa mereka berada di Selatan Afghanistan, terutama di wilayah Kandahar. Suku Pashtun juga banyak yang tinggal di area sekitar perbatasan Barat Daya Pakistan.

Para lelaki Pashtun disebut dengan Pashtunwali, sebuah istilah yang diturunkan secara turun temurun dari zaman nenek moyang mereka, yang artinya keberanian, kehormatan pribadi, ketetapan hati, kepercayaan diri, dan keramahan. Bahasa ibu Pashtun adalah bahasa Indo-Iran yang disebut bahasa Pashto.

2. Tajik

Wanita suku Tajik

Suku terbesar kedua adalah Tajik, jumlah mereka sekitar satu per empat dari populasi Afghanistan. Tajik awalnya berasal dari Iran, secara etnisitas mereka sangat dekat dengan negara Tajikistan.

Suku Tajik tinggal di lembah bagian utara Kabul dan Timur Laut provinsi Badakhshan. Bahasa Ibu Tajik adalah Dari atau biasa disebut bahasa Afghan-Persia. Walaupun Tajik bukan suku terbesar, tapi bahasa Dari secara luas lebih banyak digunakan sebagai bahasa sehari-hari Afghanistan.

Dari digunakan sebagai bahasa umum di tengah perbedaan bahasa di antara etnis yang berbeda-beda di Afghanistan.

3. Hazara

Wanita suku Hazara

Bentangan pegunungan di wilayah tengah adalah tempat tinggal tradisional suku Hazara. Wilayah ini dikenal dengan nama Hazarajat. Hazara menderita penganiayaan berat di bawah Taliban, sebagian karena mereka merupakan mayoritas minoritas Muslim Syiah.

Penduduk Hazarajat banyak yang melarikan diri ke Iran, yang telah lama memberikan dukungan politik dan militer untuk kelompok Syiah di Afghanistan. Meskipun nenek moyang mereka mungkin berasal dari barat laut China atau Mongolia, namun suku Hazara berbicara dengan bahasa kuno bahasa Persia.

Teori lain menyebutkan bahwa Kata hazara berasal dari bahasa Persia yang artinya “sepuluh ribu.” Suku ini mengaku sebagai keturunan dari salah satu Tumen (kesatuan militer Mongol yang terdiri dari 10.000 prajurit) Genghis Khan.

4. Uzbek, Turkmen, dan Kyrgyz

Wanita suku Uzbek

Kemudian di sebelah utara Hindu Kush, di padang rumput di dekat Amu Darya, tinggal beberapa suku yang berbicara bahasa Turki. Suku Uzbek adalah kelompok terbesar, setelahnya ada suku Turkmen, dan di Koridor Wakhan timur laut, tinggal orang-orang Kyrgyz. Sebagian besar suku Kyrgyz terusir oleh invasi Uni Soviet, kebanyakan beremigrasi ke Turki.

5. Suku-suku Nomaden

Wanita suku Kuchi

Di luar suku-suku besar di Afghanistan yang disebutkan di atas masih banyak lagi suku-suku lainnya, yang jumlahnya jauh lebih kecil, mereka tersebar di berbagai penjuru Afghanistan. Terdapat lebih dari 70 bahasa daerah dengan dialek yang sangat variatif.

Di barat laut Afghanistan, hidup orang-orang semi nomadis yang dikenal sebagai Chahar Aimak. Chahar Aimak terbentuk beberapa abad yang lalu dari berbagai etnis, termasuk Hazara ada di dalamnya.

Berbeda dengan Hazara yang ada sekarang, Chahar Aimak sebagian besar adalah Muslim Suni dan berbicara dengan dialek yang mirip dengan Dari. Chahar Aimak artinya adalah “empat suku barat”, istilah tersebut sebenarnya tidak menunjukkan kelompok etnis dalam arti yang sebenarnya, istilah tersebut secara praktis digunakan hanya untuk membedakan mereka dengan suku Hazara.

Selanjutnya ada suku pengembara Afghanistan yang dikenal sebagai suku Kuchi. Mereka memiliki rute migrasi yang telah dilaksanakan turun temurun semenjak zaman nenek moyang mereka. Suku Kuchi bergerak menyesuaikan dengan musim, dengan tujuan menyediakan lahan penggembalaan bagi kawanan domba dan kambing mereka.

Sebelum invasi Uni Soviet tahun 1979, terdapat sekitar 2 juta pengembara di Afghanistan. Gaya hidup mereka, yang didasarkan pada tradisi dan budaya yang telah dilaksanakan selama ribuan tahun, hampir hancur akibat perang yang terus menerus.

Rute tradisional mereka sangat terganggu karena bahaya yang ditimbulkan oleh perang. Bahkan setelah perang berakhir, rute mereka masih tetap terganggu akibat bahaya ranjau darat yang ditinggalkan semasa perang.

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *