Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 16 March 2023

Tradisi Unik Nyono’e di Kalangan Jemaah Haji Madura


islamindonesia.id – Bagi Masyarakat Madura, menunaikan ibadah haji bukan hanya sekadar ibadah saja, melainkan sebuah pencapaian dan usaha untuk naik ke strata sosial yang lebih tinggi. Antusiasme masyarakat Madura dalam melaksanakan ibadah haji bisa terlihat dalam panjangnya antrian kuota keberangkatan haji di pulau tersebut.

Ada sebuah tradisi unik masyarakat Madura yang masih terpelihara hingga kini, yakni sebelum berangkat haji, saat keluar dari rumah, ibu dari jemaah haji tersebut akan berdiri di pintu dan sang jamaah haji akan merangkak melewati selangkangan ibunya. Tradisi ini dikenal dengan nama “Nyono’e”.

Masyarakat Madura memercayai bahwa tradisi melewati selangkangan ibu ini adalah sebuah bentuk penghormatan kepada ibu untuk mengingatkan kepada jemaah haji agar tetap mengingat dari siapa ia dilahirkan. Selain itu, karena jemaah haji ini akan menempuh perjalanan jauh ke tanah suci, maka melewati selangkangan ibu juga sekaligus doa agar ia selamat pergi dan pulang kembali ke pangkuan sang ibu.

Secara syariah, menurut tokoh agama setempat, masyarakat Madura melestarikan tradisi tersebut sebagai wujud dari pemahaman mereka akan hadis: “Barangsiapa berhaji, kemudian ia tidak rafats (berjimak, tidak berbuat fasik), maka ia akan seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya.”

Hadis tersebut menyiratkan bahwa seorang haji yang mabrur, yang tidak melakukan rafats dan perbuatan fasik, ia akan kembali seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya. Artinya, ia terbebas dari segala dosa. Oleh karena itu, tradisi melewati selangkangan ibu dipahami sebagai simbolisasi doa, seolah ia baru saja dilahirkan oleh ibunya, berharap ibadah haji mereka diterima dan mereka dibersihkan dari segala dosa.

Sekadar informasi, tradisi Nyono’e ini juga biasa dilakukan oleh seorang anak sebelum dia berangkat melaksanakan akad nikah. Dengan melakukan tradisi ini, sang anak berharap semua urusannya dimudahkan oleh Sang Pencipta.

Begitulah mengapa hingga kini warga Madura paling pantang dianggap anak durhaka kepada ibunya. Artinya, bagi mereka, baik ketika hendak pergi ke tanah suci menunaikan ibadah haji, maupun pada saat hendak menempuh hidup baru dengan menikah, semua itu akan tak bermakna selama si anak masih durhaka kepada ibu yang melahirkannya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *