Tradisi Toron, Mudik Khas Warga Madura Jelang Idul Adha
![](https://islamindonesia.id/wp-content/uploads/2018/08/Tradisi-Toron-Mudik-Khas-Warga-Madura-Jelang-Idul-Adha-e1534878603426.png)
islamindonesia.id – Tradisi Toron, Mudik Khas Warga Madura Jelang Idul Adha
Selama ini mayoritas masyarakat Muslim Indonesia yang berada di perantauan sudah terbiasa dengan tradisi mudik tahunan sekali saja saat hari raya Idul Fitri. Namun tidak demikian halnya dengan masyarakat Muslim Madura. Karena mereka biasanya mudik dua kali dalam satu tahun, yakni pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Tradisi mudik saat Idul Adha atau hari raya kurban inilah yang hingga kini dikenal dengan tradisi toron, yang bahkan terasa lebih semarak dibandingkan mudik saat Idul Fitri.
Lalu apa alasan perayaan Idul Adha di Madura terasa lebih semarak dibanding Idul Fitri? Dan kenapa warga Madura yang sedang di rantau kemudian juga berbondong-bondong melakukan ‘toron’ saat perayaan Idul Adha?
Berikut beberapa di antara alasannya.
Membangun persaudaraan
Toron dalam bahasa Madura memiliki makna ‘turun ke bawah’ atau yang biasa disebut dengan istilah pulang kampung atau mudik. Toron memiliki makna yang lebih luas lagi, yaitu membangun kembali solidaritas yang mengarah pada jalinan silaturahmi antarkeluarga dan kerabat di tanah kelahiran. Sehingga keutuhan dan keakraban antar warga Madura tetap terjaga.
Bentuk keterikatan kekeluargaan
Toron merupakan proses sinergi sosial atau pembentukan ikatan sosial antara warga perantau dan kampung halamannya. Maka pada saat orang Madura mudik, biasanya telah mempersiapkan diri dengan bekal-bekal bawaan sebagai oleh-oleh. Selain itu juga sebagai bentuk keterikatan kekeluargaan, meski mereka harus merantau sejauh manapun meninggalkan tanah kelahirannya.
Mengembalikan jati diri dan kodrat masyarakat Madura
Toron akan mengembalikan jatidiri dan kodrat sebagai warga Madura. Sebab toron sendiri merupakan bagian peristiwa budaya yang tidak lepas dari tingkah laku masyarakat (Madura) yang menjalankannya.
Bentuk sikap guyub hubungan kekerabatan dengan daerah asal
Orang-orang Madura merasa kurang sempurna bila berlebaran di daerah orang lain. Orang Madura memilih pulang meski sebelumnya tinggal jauh di perantauan. Rasa kebersamaan pada saat Idul Adha lebih terasa bagi mereka dengan acara potong hewan kurban dan acara masak bersama.
Merantau sebagai kebanggaan
Bagi orang Madura yang memutuskan untuk merantau, tradisi ‘toron’ memiliki arti dan peran tersendiri. Budaya toron atau pulang kampung bagi orang Madura di perantauan itu justru kadang untuk menunjukkan keberhasilannya di perantauan.
Tradisi turun temurun
Budaya toron masih kental di beberapa daerah di wilayah Madura. Mereka merasa tidak afdol jika hari H tidak pulang dan berkumpul dengan sanak famili. Tradisi berkumpul dengan keluarga, tetap dilaksanakan meski ada anggota yang menunaikan ibadah haji.
Sebagai tanda hari kemenangan kedua
Pada saat Idul Adha banyak masyarakat yang berkurban sehingga menjadi ajang berkumpulnya keluarga. Idul adha juga identik dengan hari ketupat, sehingga banyak masyarakat yang mengadakan ‘syukuran’ sebagai tanda hari kemenangan kedua.
EH / Islam Indonesia
Leave a Reply