Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 24 April 2014

Studi: Muslim AS Paling Moderat di Seluruh Dunia


OnIslam.net

Muslimah AS getol selenggarakan acara “berbagi rasa memakai jilbab” kepada warga non-Muslim.

 

Baru-baru ini, penelitian yang dilakukan Pew menemukan bahwa Muslim Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan berjumlah antara enam sampai tujuh juta merupakan penganut Islam paling moderat di seluruh dunia.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Muslim AS umumnya memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga iman mereka dan cenderung tidak ada konflik internal antara memilih menjadi saleh atau hidup dalam lingkup masyarakat modern.

Salah satu komitmen itu mereka tunjukkan dengan menggelar acara khusus di Central Michigan University yang memungkinkan siswa non-Muslim mencoba memakai jilbab. Menawarkan mereka untuk merasakan pengalaman baru mengenakan jilbab, seperti apa yang dirasakan Muslimah, sebagai kewajiban perempuan Muslim.

“Siswa di sini memberikan apresiasi yang cukup besar,” ujar Mishari Alkhuwaiter, seorang mahasiswa Arab Saudi sekaligus presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) seperti dikutip dari On Islam pada Kamis (24/04).

Acara yang bertajuk ‘Under the Hijab’ ini diselenggarakan awal bulan April di Bovee University Center, CM University, di mana ada 31 peserta telah mencoba jilbab.

“Acara seperti ini bagus dan mampu memberikan semangat. Kami bisa ikut berpartisipasi. Ini lebih baik daripada hanya bisa melihat mereka dari jauh dan terlihat aneh dengan mengenakan pakaian yang berbeda,” kata Eman Alqurashi, salah seorang peserta yang mengajukan diri untuk mencoba memakai jilbab.

“Menerima perbedaan membuat kita merasa harus bersikap baik dan terbuka. Sehingga bisa membuat mereka juga lebih santai dan terbuka untuk kita,” lanjutnya.

Kegiatan serupa juga pernah diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Muslim (MSA) di Eastern Michigan University Desember lalu, menawarkan mahasiswa non-Muslim untuk memberikan kesempatan bagi mereka mencoba mengenakan dan merasakan sensasi jilbab dalam sehari.

Islam melihat jilbab sebagai sesuatu yang wajib, bukan simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.

Acara “berbagi rasa memakai jilbab” ini sebagai upaya untuk memecahkan stereotip media yang sering menggambarkan perempuan dalam budaya Islam yang aneh karena berjilbab.

“Orang-orang di Amerika Serikat percaya bahwa perempuan Muslim tidak diberdayakan,” kata Alkhuwaiter.

“Ini pilihan mereka dan agama untuk memakai jilbab. Tidak ada budaya yang benar dan tidak ada satu cara yang tepat untuk menjalani hidup.”

“Islam memiliki miliaran pengikut di seluruh dunia dan tidak ada kesadaran yang cukup,” kata Alkhuwaiter. Karenanya, lanjut Alkhuwaiter, adanya acara tersebut diharapkan dapat mengenalkan Islam yang ramah kepada semua umat dan moderat.

 

Sumber: On Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *