Satu Islam Untuk Semua

Friday, 03 March 2023

Puisi Perlawanan Leak Sosiawan: ‘Orang-orang Sarungan’


islamindonesia.id – Sastrawan, Leak Sosiawan mengabadikan sarung pada karya puisinya yang berjudul “Orang-orang Sarungan”.

Leak Sosiawan membacakan puisi “Orang-orang Sarungan” di beberapa kesempatan, termasuk dalam peringatan Satu Abad NU pada acara Pameran Foto dan Dokumen Komite Hijaz, beberapa waktu yang lalu.

“Orang-orang Sarungan” merepresentasikan perjuangan orang-orang pesantren, khususnya Nahdlatul Ulama, yakni para Kiai dan Santri yang pada masa lalu gigih berjuang melawan penjajah.

Orang-orang Sarungan

Orang-orang sarungan berkhidmat kepada bintang sembilan
bintang Kanjeng Rasul panutan nur inti tawasul
bintang Khulafaur Rasyidin sebening kebenaran adil
bintang Aswaja bercahaya bermazhab dalam beragama

Orang-orang sarungan memegang jalinan tambang Asmaul Husna
di kedua ujungnya merajut persaudaraan sesama
demi Hablum Minallah dan Hablum Minannas
terjaga orang-orang sarungan bangkit dari Nusantara
Bergerak berdaya demi membangun peradaban dunia

Orang-orang sarungan
dulu seabad silam dari Pulau Madura
santri As’ad mengemban amanah sang Syaikhona
membawa tasbih dan tongkat sebagai penanda bagi Hadratussyaikh
menyerukan saatnya bangkit kaum ulama
kemudian dari Bangkalan bertandang
dari Pasuruan membilang
juga Malang serta Jombang Kudus, Lasem, Cirebon, serta Semarang
orang-orang berdatangan bermunajat di Surabaya
bermufakat melayarkan Komite Hijaz
menantang gelombang ganas menelusuri teluk, selat, dan samudera
hingga tiba di tanah suci yang tengah dikepung badai gurun Wahabi

Orang-orang sarungan menggelar hujjah di padang pasir yang resah
mengurai tafsir syirik dan bid’ah agar tak merusak jejak sejarah
di masa silam tak membutakan pandangan ke masa depan

Orang-orang sarungan menggelar
dulu ketika Kolonial kian banal penjajahan membabu brutal
Pertiwi luka ngaga menebal
orang-orang sarungan merawatnya
bersama saudara sebangsa bersama sanak kerabat secita-cita

Orang-orang sarungan menggelar
hasrat merdeka membangkitkan Laskar Hizbullah
membangunkan barisan Sabilillah
berbekal doa dan wirid kaum ulama berupa hizib, zikir, shalawat, serta asma
memahat semangat merah di dada
memilih niat putih di jiwa mengibarkan panji-panji kebebasan
mengobarkan pataka-pataka kemanusiaan
sekalian bangun cinta Tanah Air dan bangsa
sebagai rumah ibadah selamanya

KH Hasyim Asy’ari anti-Seikerei
menolak menundukan badan ke matahari setiap pagi
menentang puja puji kaisar sang penjarah negeri
apalagi mempercayainya sebagai titisan Amaterasu
sebab rukuk cuman untuk ilahi
biar raga disiksa jiwa dianiaya jemari tangan diremuk
persendiannya dijebloskan ke dalam penjara di Jombang, Mojokerto, dan Bubutan
demi mempertahankan keyakinan

Orang-orang sarungan tetap melawan
dari Tasikmalaya Kiai Zainal Musthofa menggugat Seikerei
merusak tauhid mengacaukan kiblat
lantas ia menyusun siasat menculik aparat
demi membebaskan pejuang yang disekap
menyuruh santri belajar silat ngaji thariqah
mengumpulkan senjata tajam untuk bersiap-siap
ketika penguasa mengirimkan utusan
diancam sekalian dilepaskan setelah dilucuti senjatanya
tiga opsir Jepang binasa sebab hendak menangkap paksa
satu dilepaskan lapor kepada komandan

Kiai menuntut merdeka maka terjadilah perang di Singaparna
perang pecah di Singaparna seratus pejuang gugur di medan laga
disiksa atau dibantai di penjara sepuluh lainnya kehilangan ingatan
dan penglihatan

900 warga lainnya ditangkap semena-mena bersama
22 santri Kiai ditangkap dibawa ke Jakarta untuk diadili
tetapi jejaknya tak terlacak hingga hari ini
hingga kini tak terlacak jejaknya orang-orang sarungan
tetap melakukan perlawanan
penguasa Bone Andi Mappanyukki menggalang raja-raja untuk bergabung ke NKRI
hingga tahtanya dirampas oleh Belanda dibuang ke Rantepao sekeluarga
Kiai Samun Bupati Serang bergerilya ke gunung karang
Komandan Brigade 1 Tirtayasa menentang agresi militer Belanda
gugur sebagai Brigjen Anumerta
Raja Luwu Andi menggalang perlawanan ke Ternate diasingkan

Orang-orang sarungan
Orang-orang sarungan
dari Barus Bangsawan Arifin Pohan memimpin Laskar Hizbullah
di Jawa Timur dan Jawa Tengah Kiai Masykur memimpin barisan kiai
Kiai As’ad memimpin laskar santri

orang-orang sarungan terus mengabdi tak pernah henti
orang-orang sarungan terus mengabdi tak pernah henti
walau Orde Lama memungkiri
Orde Baru mengebiri
Orde Reformasi mencundangi

orang-orang sarungan terus mendekap kesetiaan
orang-orang sarungan terus mendekap kesetiaan
walau di dalam kehidupan
walau di dalam kehidupan
kadang jadi rujukan kadang jadi cadangan
di parlemen kadang jadi suplemen
kadang juga komplemen
di kabinet digelar indah sebagai karpet
kadang difungsikan sebagai serbet

Orang-orang sarungan
Orang-orang sarungan terus mengabdi tanpa henti
di Cipasung kiainya dipasung
di istana presidennya dilengser paksa

orang-orang sarungan terus mendekap kesetiaan
orang-orang sarungan terus mengabdi tiada henti
para santri mengaji toleransi mendaras moderasi

orang-orang sarungan mengaji toleransi
mendaras moderasi menjaga rumah ibadah aneka agama
bahkan rela merdeka sebagai tumbal teroris radikal

Orang-orang sarungan berkhidmat kepada bintang sembilan
berpegang kepada Asmaul Husna bangkit dari Nusantara membangun peradaban dunia

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *