Satu Islam Untuk Semua

Monday, 01 September 2014

Mesjid Perdana di Alaska


Masjid di Alaska

Anchorage, kota terpadat populasi di Alaska (salah satu negara bagian Amerika), sebentar nanti akan punya pemandangan baru. Komunitas Muslim di sana tengah membangun sebuah mesjid perdana.

Rencananya, mesjid seluas hampir 1.400 m2 itu akan berdiri persis di sebelah Sons of Norway Viking Hall. Mesjid ini juga akan dilengkapi dengan sebuah sekolah dan pusat kegiatan. Pemanas lantai akan dipasang agar jemaah tak kedinginan saat musim dingin tiba.

Salah satu pengurus di Pusat Komunitas Islam Anchorage, Osama Obeidi bilang, “Sekarang kami punya generasi kedua Alaska, dan orang-orang baru terus berdatangan. Kami perlu sebuah rumah bersama.”

Jumlah komunitas Islam di Anchorage, khususnya, dan di Amerika Serikat umumnya, melonjak kian cepat. Menara-menara mesjid tumbuh menjamur di berbagai wilayah seiring lonjakan imigrasi dan natalitas kaum Muslim. Pertumbuhan mesjid ini, menurut beberapa pemimpin Muslim, mengindikasikan keinginan kaum Muslim di Amerika agar anak dan cucu mereka lebih mudah mempraktekkan ajaran-ajaran Islam.

Salah satu badan peneliti, Pew Research Center, pada tahun 2011 memperkirakan bahwa populasi Muslim di Amerika akan membengkak dua kali lipat, jadi 6,2 juta, pada tahun 2030 dan menyumbang 1,7 % dari total populasi Amerika. Jumlah Muslim pada tahun itu, akan setara dengan jumlah Yahudi atau Episcopalian (Katolik reformis) Amerika hari ini.

Tapi pertumbuhan cepat kaum Muslim di Amerika digandoli kesulitan tersendiri. Mereka harus mencari imam mesjid dan giat menggalang dana untuk membangun mesjid. Sementara besarnya dana yang dialokasikan untuk pembangunan mesjid, masih menurut beberapa pemimpin Muslim Amerika, membuat kaum Muslim terengah-engah menyediakan program bermutu seperti konseling dan pendidikan.

“Anda bisa menemukan entusias dan energi luar biasa dalam penggalangan dana dan pendirian bangunan-bangunan ini. Tapi sedikit sekali perhatian yang diberikan untuk praktik dan tata kelola program terbaik,” sesal Direktur Bayan Claremont, Jihad Turk, yang juga alumni Sekolah Teologi Claremont, California seperti dilansir situs online Wall Street Journal.

Survei yang diselenggarakan Institut Hartford pada tahun 2011 juga membuktikan bagaimana menjamurnya mesjid-mesjid di Amerika. Dalam satu dekade terakhir, tercatat 74 % mesjid pembangunan mesjid dalam satu dekade terakhir. Kalau di tahun 2000 hanya ada 1.209 mesjid, tahun 2011 ada 2.016 mesjid di Amerika!

Sekitar 15 tahun lalu, kaum Muslim di Anchorage masih sedikit sekali. Tapi sejak tujuh tahun lalu, mereka mulai menyewa sebuah toko seluas 110 m2 di sebuah mall untuk melaksanakan kegiatan Islami. Seiring program pemukiman ulang para pengungsi di sana, jumlah mereka terus meningkat. Akhirnya, tahun 2010, mereka sukses merintis jalan untuk membangun sebuah mesjid.

Sejauh ini, pembangunan mesjid sudah menghabiskan adana sekitar $ 2 juta. Diperkirakan, mereka harus menyediakan $ 1,5 juta lagi untuk menyempurnakan bangunan mesjid. Mahal? Wajar saja. Biaya hidup di Alaska sangat tinggi, bahkan yang tertinggi seantero Amerika. Alaska sangat jauh dan sarana transportasinya sangat terbatas.

Selain dana, Muslim Anchorage juga harus segera meminang seorang imam mesjid untuk berkhutbah di setiap shalat Jum’at. Selama ini, para jemaah bergiliran menyampaikan khutbah dalam shalat Jum’at mereka.

(Nisa/Wall Street Journal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *