Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 15 March 2022

Makna Filosofis Gunungan Wayang yang Selaras dengan Nilai-nilai Islam


islamindonesia.id – Di setiap pergelaran wayang kulit selalu ditampilkan Gunungan atau dalam pakeliran disebut dengan Wayang Kayon. Disebut Gunungan karena bentuknya seperti gunung berbentuk persegi lima dang terdapat simbol di dalamnya.

Gunungan ini dalam legendanya berisi mitos Sangkan Paraning Dumadi, yaitu asal mula kehidupan Kayon. Wayang Kayon diciptakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga salah satu tokoh Wali Songo pada zaman Keraton Demak.

Kayon berasal dari kata Kayun, mengandung ajaran filsafat yang tinggi, yaitu ajaran mengenai kebijaksanaan. Hal ini dapat juga diartikan bahwa pertunjukkan wayang juga berisi ajaran filsafat yang tinggi.

Wayang Kayon biasanya ditampilkan dalam berbagai permainan misalnya wayang purwa, wayang gedog, wayang krucil, wayang golek, wayang suluh dan sebagainya.

Berbeda dengan wayang lainnya, Wayang Kayon memiliki beraneka macam gambar atau pahatan yang diterapkan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah bentuk perwujudan yang indah dan serasi dengan pewarnaan yang juga indah dan serasi bernuansa merah kehitam-hitaman atau gambar api yang berkobar, dan air samudera yang kebiru-biruan.

Wayang Kayon memiliki dua jenis yaitu Blumbangan (perempuan) dan Gampuran (laki-laki). Di balik wayang Blumbangan terdapat Sunggingan yang menggambarkan api sedang menyala.

Kayon menjadi sebuah simbol kehidupan. Setiap gambar yang ada di dalamnya melambangkan seluruh alam raya beserta isinya, mulai dari manusia, hewan, hutan, dan perlengkapannya.

Dilihat dari bentuknya yang persegi lima, mempunyai makna bahwa segi lima adalah lima waktu yang harus dilaksanakan oleh umat Muslim. Sedangkan bentuknya yang seperti gunung meruncing ke atas melambangkan bahwa hidup manusia ini menuju yang di atas, yaitu Allah SWT.  

Gambar pohon dalam Kayon mengandung makna kehidupan manusia di dunia ini, bahwa Allah SWT telah memberikan pengayoman dan perlindungan kepada umatnya untuk hidup di dunia ini.

Jika kita lihat dalam Kayon Blumbangan Solo, di bagian bawah gambar terdapat hewan-hewan besar (rojo koyo), memiliki arti bahwa manusia yang derajatnya rendah di mata Allah SWT adalah seperti hewan ternak. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Alquran: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”(QS. Al-A’raaf: 179).

Lalu di bagian atasnya terdapat gambar burung, yang melambangkan bahwa jika manusia menyadari akan arti hidup yang sebenarnya, maka dia akan memiliki derajat yang tinggi di mata Allah SWT. Burung sendiri melambangkan sifat tawakal yang disenangi Allah SWT. Sebagaimana dalam hadis: Rasulullah s.a.w bersabda, “Jika kamu tawakal kepada Allah dengan ketawakalan yang sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rezeki kepadamu seperti Allah memberikan rezeki kepada burung, pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang petang dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain, Rasulullah s.a.w bersabda, “Akan masuk surga orang-orang yang hati mereka seperti hati burung.” (HR. Muslim)

Orang-orang yang bertawakallah yang dimaksud hati mereka seperti hati burung.

Demikian sekilas makna Kayon yang selaras dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam, yang ternyata memiliki banyak filosofi yang dapat kita jadikan sebagai panutan dalam kehidupan.

Kebudayaan wayang di Indonesia memiliki kaitan yang erat dengan ajaran Islam. Dengan mengetahui makna dari setiap Kayon yang ada, insya Allah akan membuat kita lebih bijak untuk menghadapi segala sesuatu di dunia, sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

Jika kita mendalami lagi makna dari gambar yang terdapat di Kayon tersebut, maka kita sadari bahwa semua yang ada di dunia ini akan kembali kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT.

Dari paparan singkat di atas, sedikit banyak dapat kita ketahui makna dari Kayon yang terdapat dalam pewayangan. Maka dari itu mari kita lestarikan kebudayaan pewayangan di Indonesia, alih-alih mengharamkannya. Setidaknya agar Indonesia tetap menjadi negeri yang tetap kaya akan kebudayaannya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *