Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 23 April 2014

Bukti Ilmiah untuk Barat


foto:mizan.com

Masyarakat Barat dan masyarakat Muslim, sama-sama mengutuk aksi kekerasan terhadap warga sipil

 

SUATU hari di tahun 2001, Jim Clifton menyaksikan sebuah wawancara di televisi. CEO Gallup tersebut menyaksikan  dan mendengar  Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Donald Rumsfeld ditanya: bagaimana respon orang Islam sendiri terhadap Peristiwa 9/11? Jawaban Rumsfeld: “Saya tidak tahu. Gallup tidak membuat jajak pendapat soal itu.”

Tak lama usai  Rumsfeld memberikan pernyataan tersebut, Gallup lantas bergerak cepat. Sepanjang  2001-2007, sekitar 50.000 responden dari 35 negara Islam diwawancarai oleh lembaga jajak pendapat tertua dan terbesar di dunia itu. Gallup mengklaim jajak pendapat itu mewakili opini 90% dari 1,3 milyar jiwa umat Islam di dunia.

John Lois Esposito (JLE) dan Dalia Mogahed (DM) menganalisa hasil temuan dari jajak pendapat Gallup itu sangat kontradiktif dengan anggapan mengenai Islam yang selama ini berkembang didunia Barat. Alih-alih saling bertentangan, malah terdapat keseiringan pendapat antara kaum Muslim dengan masyarakat Barat:  sama-sama mengutuk serangan terhadap warga sipil tersebut.

Soal demokrasi, JLE dan DM juga menemukan mayoritas responden mengagumi kebebasan politik Barat dan menghargai serta menginginkan penetuan nasib sendiri yang lebih besar. Stigma Islam yang identik dengan kekerasan pun dibantah oleh hasil survey tersebut. Berdasarkan hasil jajak pendapat itu, JLE dan DM menemukan kenyataan bahwa masyarakat Muslim menginginkan kehidupan yang lebih baik dantidak menyukai masa depan penuh konflik dan kekerasan.

Kendati dibubuhi banyak angka dan persentase, buku ini tetap enak dibaca. Berbagai ilustrasi yang ditulis JLE dalam pembukaan bab terasa “renyah” dan mudah tercerna. Salah satu ilustrasi itu terdapat pada Bab 2, saat JLE menceritakan pengalaman pribadinya di bagian imigrasi London, terkait dengan pendapat nyinyir masyarakat Barat terhadap Islam dalam masalah demokrasi.

Lalu muncul pertanyaan, apakah dengan terbitnya buku tersebut, JLE dan Gallup tidak takut disebut “bias Barat”? Terlebih jika dikaitkan dengan soal validitas yang banyak dikhawatirkan tidak obyektif dan kental dengan kepentingan negara-negara Barat di dunia Muslim.

“Pastinya itu ada, tapi buku ini tidak bicara pendapat saya atau Gallup, melainkan suara umat Islam dunia,”ujar pakar dunia Islam dari Georgetown University ,Amerika Serikat tersebut.

Apapun pendapat orang, kini masyarakat Barat (terutama para pemimpin politik mereka) harus berhati-hati dan tidak asal ngomong jika dihadapkan pada persoalan-persoalan yang terkait dengan dunia Islam. Sebelum melontarkan wacana, mereka harus berhadapan dengan buku ini sebagai bukti ilmiah yang harus diperhitungkan.

 

Judul Buku   : Saatnya Muslim Bicara 
Penulis        :John L.Esposito dan Dalia Mogahed.
Penerbit       : Mizan Pustaka Bandung.Tebal: 252 halaman

 

Sumber: Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *