Satu Islam Untuk Semua

Friday, 27 December 2013

Besa: Budaya Kehormatan Muslim Albania


Rexhep Hoxha dan Buku Doa Ibrani milik keluarga Yahudi yang ditolong ayahnya.

Dalam budaya Albania, Besa dimaknai sebagai “kepercayaan”, yang berarti “memegang janji” serta “sumpah kehormatan”. Kata tersebut jika dirunut termuat pertam akali dalam skrip kesepakatan masyarakat yang mungkin serupa dengan “konstitusi” pada masa sekarang, yang mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan kehidupan beragama warga Albania serta kebiasaan tradisional serta praktik-praktik budaya setempat. Kesepakatan itu sudah dicanangkan sejak 1400 hingga sekarang. Besa menjadi bagian penting dari prinsip individu dan keluarga dan sering dijadikan salah satu simbol dari “Albanianisme”.

Besa mencakup sumpah janji antara lain sebagai berikut:

  1. Kehormatan seorang warga Albania tidak bisa dijual di pasar-pasar.
  2. Seorang Albania lebih baik mati daripada melanggar kehormatan.
  3. Kehormatan warga Albania lebih berharga ketimbang emas.

Besa juga berarti menolong dan merawat mereka yang membutuhkan pertolongan. Itulah sebabnya, selama Perang Dunia II, warga Albania yang mayoritas Muslim, berhasil menyelamatkan lebih dari 2000 warga Yahudi dari kekejaman Nazi. Uniknya, mereka menolong para warga Yahudi itu bukan dengan menyembunyikannya di loteng atau di hutan, melainkan dengan memberikan pakaian Albania, memberi mereka nama Albania, dan memperlakukan kaum Yahudi itu sebagai keluarga mereka.

Sebuah film feature berjudul BESA: The Promise mengisahkan pencarian fotografer Amerika Norman H. Gershman terhadap keluarga-keluarga Albania yang menyelamatkan warga Yahudi selama Perang Dunia II melalui prinsip Besa. Besa juga menjadi tema utama novel Kush e solli Doruntinen (dalam versi Bahasa Inggris dikenal dengan judul singkatnya “Doruntine”), karya novelis Albania Ismail Kadare. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *