Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 31 March 2022

Beragam Tradisi Unik Jelang Ramadan di Jawa Timur (4): Suroboyo Sarungan dan Tabur Bunga Lapindo


islamindonesia.id – Menjelang Ramadan, masyarakat di setiap daerah di Tanah Air memiliki tradisinya masing-masing untuk menyambut datangnya bulan puasa, baik tradisi lama yang sudah berlangsung turun-temurun maupun tradisi kontemporer yang baru berkembang kemudian seiring zaman.

Begitu pun yang terjadi di wilayah Jawa Timur. Di antara tradisi kontemporer yang dilakukan sebelum memasuki bulan puasa di daerah ini adalah tradisi Suroboyo Sarungan dan Tabur Bunga Lapindo.

Suroboyo Sarungan

Ini adalah tradisi kontemporer yang diluncurkan mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo sejak 2013 untuk menyambut datangnya Ramadan. Tradisi ini dilakukan sebagai upaya memperkaya keragaman kultur di Surabaya, yang semakin bergerak menjadi kota megapolitan.  

Tradisi ini dilakukan dengan pembagian takjil kepada para pengguna jalan oleh ribuan pasukan bersarung. Biasanya, kegiatan tersebut digalakkan oleh sukarelawan yang berasal dari kalangan pemuda atau mahasiswa.

Prosesinya biasa dimulai dengan proses pemukulan bedhug kether oleh gubernur, serta ajakan untuk saling menghormati dan menjaga ketertiban selama bulan suci. Setelah itu, kegiatan Suroboyo Sarungan dijalankan selama 20 hari pertama Ramadan.

Setiap harinya disiapkan lebih dari 5.000 takjil untuk dibagikan di jalanan-jalanan strategis Ibu Kota Jawa Timur itu.

Selain bagi-bagi takjil, tradisi baru ini berkembang pada berbagai kegiatan rutin lain jelang Ramadan seperti jalan sehat sambil sarungan.  

Menurut Pemprov Jatim, kegiatan tersebut digunakan untuk membangun konsep spiritual dan nasionalisme. Surabaya sendiri dijadikan sebagai ide, basis, dan tempat pengimplementasian tradisi baru tersebut.

Tabur Bunga Lapindo

Satu lagi tradisi kontemporer yang mulai rutin dijalankan setiap menjelang Ramadan adalah ritual tabur bunga di tanggul lumpur Lapindo, Kabupaten Sidoarjo. Kebiasaan ini mulai dijalankan sejak terjadinya musibah lumpur Lapindo pada 2006.  

Setiap tahun menjelang bulan puasa, ratusan warga korban lumpur Lapindo menggelar tabur bunga dan mendoakan sanak saudara di pemakaman yang tenggelam akibat lumpur di titik 71, Desa Ketapang, Tanggulangin, Sidoarjo.  

Kegiatan tabur bunga itu rutin dilakukan setiap menjelang Ramadan sebagai ganti tradisi nyadran, dengan harapan agar sanak saudara yang makamnya tenggelam akibat lumpur mendapat ketenangan di alam kubur.

(Tamat)

EH/Islam Indonesia


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *