Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 26 March 2022

Beragam Tradisi Unik Jelang Ramadan di Jawa Timur (2): Resik Lawon dan Labuh Sarangan


islamindonesia.id – Seperti sudah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya, bahwa menjelang Ramadan, masyarakat di setiap daerah di Tanah Air memiliki tradisinya masing-masing untuk menyambut datangnya bulan puasa.

Di Jawa Timur pun di antara ritual adat yang dilakukan sebelum memasuki bulan puasa adalah tradisi Resik Lawon dan Labuh Sarangan.

Resik Lawon

Tradisi unik ini dilakukan masyarakat Kelurahan Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi setiap menjelang Ramadan. Ritualnya adalah dengan membersihkan atau mencuci (resik) kain kafan (lawon) yang digunakan untuk menutup makam Ki Buyut Cungking.

Sebelum memasuki bulan puasa, warga setempat biasa bahu-membahu membersihkan makam petilasan tersebut. Uniknya, hanya kaum pria yang diperkenankan membersihkan dan mencuci kain kafan. Adapun, para perempuan hanya diperbolehkan menyajikan hidangan bagi para lelaki yang melakukan ritual tersebut. Warga setempat selalu memperebutkan air bekas mencuci kain kafan itu karena dipercaya dapat membuat awet muda dan menyembuhkan penyakit.

Tradisi tersebut telah berlangsung di Banyuwangi selama berabad-abad setiap jelang Ramadan. Percaya atau tidak percaya, penduduk setempat meyakini bahwa jika kafan tidak dibersihkan, desa mereka akan tertimpa musibah.

Labuh Sarangan

Satu lagi tradisi unik jelang Ramadan di Jatim adalah melabuhkan sesaji di Telaga Sarangan. Kegiatan ini telah dijadikan sebagai festival tahunan yang dipromosikan Pemerintah Kabupaten Magetan sebagai daya tarik pariwisata.

Dalam tradisi ini, masyarakat setempat menyiapkan gono baru alias sesaji berbentuk tumpeng setinggi 2 meter yang dilarung di Telaga Sarungan setiap tahunnya pada Jumat Pon, bulan Sya’ban/Ruwah.

Tumpeng Agung tersebut dihiasi buah-buahan hasil bumi warga desa setempat. Sebelum dilarung, tumpeng itu diarak dari kantor Desa Sarangan sampai ke tepian Telaga Sarangan. Upacara itu merupakan simbol rasa syukur atas segala berkah dan kehidupan dari Tuhan.

Meski telah dijadikan atraksi pariwisata, ritual tersebut dianggap sakral dan dipercaya oleh warga Kelurahan Sarangan dan sekitarnya sebagai warisan budaya leluhur. Saat menjalankan upacara, mereka wajib memakai pakaian adat Jawa.

Bersambung…

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *