Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 06 October 2022

Anggentung dan Ngarrak Pandang, Perayaan Maulid Nabi Khas Kampung Selayar


islamindonesia.id – Beberapa kue tradisional khas Kepulauan Selayar, tebu yang telah dipotong pendek, buah pisang dan daun sirih, nampak menggantung pada tali yang membentang di tengah masjid di sebuah perkampungan di Kepulauan Selayar.

Area dalam masjid sedang ramai dengan anak kecil, kaum ibu, dan beberapa orang pemuka kampung yang kebanyakan memakai peci. Saat itu pula terdengar sekelompok laki-laki mengalunkan lagu barzanji secara bersahutan.

Sekadar informasi, barzanji adalah serangkaian doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad s.a.w dalam Bahasa Arab, yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika acara perayaan kelahiran, khitanan, pernikahan, dan Maulid Nabi Muhammad s.a.w.

Ketika lantunan lagu barzanji selesai, seluruh yang hadir di masjid berebut mengambil seluruh penganan dan apapun yang menggantung pada tiga bentangan tali di tengah masjid. Suasana sontak menjadi riuh-rendah, gelak-tawa dan teriakan anak kecil bersahut-sahutan.

Seperti itulah suasana perayaan Maulid Nabi Muhammad s.a.w di kampung Sariahang, Kepulauan Selayar.

Di Kepulauan Selayar, sampai sekarang perayaan Maulid Nabi, terutama di perkampungan masih dilakukan dengan tradisi yang sudah dilakoni secara turun- temurun.

Di perkampungan ini masih ada tradisi Anggentung (menggantung) kue tradisional, tebu, pisang, dan beberapa bahan pelengkap lainnya, dengan simbol yang diwakilinya masing-masing.

Perayaan Maulid Nabi di kampung-kampung Selayar, tak lepas dari tradisi yang diwariskan oleh para leluhur mereka, terutama para pemuka agama di zaman dahulu.

Selain Anggentung, ada pula tradisi Ngarrak Pandang (memotong-motong daun pandan) yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki lajang sambil berhadap-hadapan. Mereka menjadikan aktivitas itu sebagai ajang untuk bertemu dan berinteraksi dengan lawan jenis.

Pada kegiatan Ngarrak Pandang ini, perempuan memasukkan daun pandan ke dalam lubang pada sebilah bambu yang dinamakan “Balehang”. Kemudian pihak laki-laki mengiris daun pandan tersebut membentuk lembaran yang lebih tipis.

Aktivitas ini mengui kekompakan antara laki-laki dan perempuan sekaligus menjadi simbol bahwa laki-laki dan perempuan semestinya saling melengkapi dan bekerja sama dalam berbagai hal.

Namun, ada pula beberapa di antara peserta Ngarrak Pandang yang menjadikan momen tersebut sebagai ajang mencari jodoh.

Semua ritual dan aktivitas pada perayaan Maulid Nabi Muhammad di Kepulauan Selayar mengandung pesan serta simbol agama dan budaya.

Maulid Nabi dengan segala ritualnya, oleh masyarakat Kepulauan Selayar diartikan sebagai rasa cinta kepada Nabi, rasa syukur kepada Allah, simbol cinta, kekeluargaan dan persatuan.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *