Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 09 April 2024

7 Sajian Tradisional Khas Lebaran yang Kini Makin Langka


islamindonesia.id – Budaya kuliner Indonesia meliputi hidangan tradisional yang hanya hadir pada perayaan tertentu. Sayangnya sajian tradisional khas lebaran ini mulai langka.

Kekayaan sebuah kebudayaan di salah satu daerah meliputi juga makanan khas yang tidak ditemukan di tempat lain. Biasanya makanan khas ini resepnya diturunkan dari generasi demi generasi agar terjaga kelestariannya.

Tetapi disayangkan akibat keterbatasan kemampuan memasak dan bahan-bahan yang mulai langka di alam membuat beberapa menu tradisional terancam punah dan langka. Padahal ada beberapa menu yang identik dengan perayaan tertentu salah satunya lebaran Idul Fitri yang selalu meriah.

Sayangnya akibat banyak keturunannya yang tak bisa menguasai resep nenek moyang, ada beberapa makanan tradisional yang berujung langka. Mulai dari Betawi hingga hidangan asli Bugis ini kini sudah sulit ditemukan.

Sayur Babanci

Sayur Babanci sendiri diartikan sebagai “Baba” dan “Enci” yang berasal dari bahasa China, yang menggambarkan asal muasal sayur ini. Makanya tak heran bila sayur ini sekilas mirip dengan gulai atau lontong cap go meh dan biasanya disantap dengan ketupat sebagai pelengkapnya.

Sayur ini menggunakan 21 jenis bumbu dan rempah yang kini mulai sulit untuk didapatkan. Masyarakat Betawi percaya bahwa hidangan ini adalah salah satu bukti nyata adanya akulturasi budaya antara Betawi dan China.

Geseng Bangsong

Sebuah dusun di Banyuwangi terkenal dengan salah satu menu khasnya yang tidak bisa didapatkan di tempat lain, bahkan di daerah Banyuwangi lainnya sekalipun. Namanya Geseng Bangsung yang hanya disajikan dan dimasak oleh warga di Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.

Hidangan ini dibuat berbahan dasar potongan daging entok yang dicampur dengan bumbu dan rempah yang khas. Kunci utamanya ada pada penggunaan pupus daun wadung yang tidak pernah digunakan pada hidangan makanan mana pun.

Kue Satu

Awal tahun 2000an masih banyak rumah-rumah orang Betawi yang akan menyajikan kue satu untuk menyambut tamu saat lebaran Idul Fitri. Kue satu merupakan kue kering yang terbuat dari tepung kacang hijau yang dipadatkan hingga kokoh teksturnya.

Kue satu hanya dijual oleh para pengrajin kue tradisional di kawasan Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Sebenarnya kue ini juga disajikan di daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur hanya saja namanya lebih dikenal sebagai kue koya.

Sambai Oen Peugaga

Masyarakat Aceh meyakini sambai oen peugaga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan. Tetapi menu makanan ini hanya disajikan selama bulan ramadan hingga hari lebaran Idul Fitri saja dan akan sulit ditemukan di hari-hari lain.

Aceh Tourism menyebut ada 44 bahan utama untuk membuat hidangan khas Serambi Makkah ini. Akibat berbagai bahan utama yang mulai punah, hidangan ini juga lambat laun semakin langka karena tak lagi bisa dibuat sesuai resep aslinya.

Sokko Palopo

Sokko palopo hanya dibuat dan bisa ditemukan dengan mudah di Makassar. Camilan manis yang dilengkapi dengan cocolan kuah gula merah ini disebut termasuk hidangan yang mulai sulit ditemukan.

Sokko palopo hanya disajikan pada acara tertentu dan perhelatan besar saja, seperti pernikahan, lebaran, atau pesta yang diadakan oleh masyarakat Bugis. Konon camilan yang satu ini disebut sebagai simbol rasa syukur manusia kepada Tuhannya.

Kue Putu Ratih

Putu ratih atau putu ratteh merupakan penganan khas yang dibuat oleh masyarakat Kalimantan dengan sentuhan budaya Melayu khususnya di Sambas. Kue dengan bahan dasar padi dan gula merah ini akan selalu disajikan untuk menyambut tamu yang datang ketika hari lebaran tiba.

Tetapi putu ratteh tak bisa dibuat oleh sembarang orang, dibutuhkan keahlian khusus sehingga ada beberapa tenaga ahli yang akan memproduksi putu ratteh setiap jelang lebaran. Tekniknya yang sulit dipelajari ini membuat kudapan tersebut kian terancam punah.

Kembung Betelok

Kembung betelok berawal dari tradisi masyarakat Bangka yang mengolah ikan kembung dengan isian daging yang dibuat mirip seperti telur ikan yang mencuat keluar. Ikan ini disajikan tanpa duri dan tulang sehingga sederhana dan tidak akan sulit untuk menyantapnya.

Kembung betelok menggunakan terasi khusus dari Toboali yang terkenal sebagai daerah penghasil terasi terbaik di Pulau Bangka. Mencari hidangan ini sudah begitu sulit di Bangka, bahkan jika ingin menyantapnya di tempat makan tradisional sekalipun kamu harus menelepon untuk memesannya terlebih dahulu.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *