Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 28 February 2017

Yenny Wahid Bicara Pengaruh Positif Budaya Silaturahmi terhadap Toleransi


islamindonesia.id – Yenny Wahid Bicara Pengaruh Positif Budaya Silaturahmi terhadap Toleransi

 

Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menilai bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki budaya dalam upaya penguatan praktik toleransi. Hal itu terjadi dalam bentuk silaturahmi warga.

Yenny mengatakan, terkadang ada ajakan di masyarakat untuk melakukan aksi intoleransi. Namun, kondisi itu menjadi cair dengan adanya silaturahmi.

“Bagi kami cukup menarik bahwa secara teoretis, orang mungkin tidak terlalu paham dengan toleransi. Namun, dengan pendekatan hubungan sosial melalui silaturahim, itu jadi cair, sekat-sekat jadi runtuh,” kata Yenny di Hotel Sari PAN Pacific, Jakarta, Selasa (28/2/2017), saat peluncuran hasil survei Wahid Foundation.

[Baca: Wahid Foundation Catat Peningkatan Toleransi dan Intoleransi Sepanjang Tahun 2016]

Menurut Yenny, silaturahmi warga dengan berbagai macam latar belakang harus ditingkatkan. Ia menilai, silaturahmi untuk memperkuat toleransi lebih efektif dibanding melalui dialog keagamaan.

“Begitu ada silaturahim, orang jadi ada kedekatan ketimbang diskusi, debat soal agama. Sudah, silaturahim saja dulu,” ucap Yenny.

Dalam kesempatan itu Yenny mencontohkan praktik toleransi yang terjadi di beberapa daerah. Di antaranya, grup kasidah dari Masjid Nurulsalam, Wangtoa, Lembata, Nusa Tenggara Timur, yang ikut memeriahkan perayaan keagamaan komunitas Gereja Paroki Kristus Raja Wangtoa Lembata.

Kemudian, puluhan warga non-Muslim jemaat Gereja Kalimantan Evangelis Tumbang Sangai dan umat Hindu Kaharingan turut memeriahkan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-47 Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada April lalu.

Tak hanya itu, masyarakat Kota Tual, Maluku, baik Islam maupun Kristen, terlibat dalam renovasi Masjid Raya Kota Tual.

Fenomena serupa juga terjadi di Kecamatan Watihama, Flores Timur, NTT. Ratusan warga Muslim dari beberapa Desa Teeljamt dalam acara syukuran rehabilitasi bangunan Gereja Katolik Watihama.

“Tanpa ba-bi-bu langsung praktik makin banyak muncul di tengah masyarakat kita,” ujar Yenny.

Dalam laporan Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) pada 2016, Wahid Foundation mencatat terjadi peningkatan pelanggaran KBB di Indonesia.

Pada 2016, terdapat 204 peristiwa pelanggaran KBB dengan 313 tindakan. Jumlah ini naik 7 persen dibanding 2015 dengan 190 peristiwa dan 249 tindakan.

Meski demikian, praktik keberagaman di Indonesia tidaklah suram. Di sisi lain, terjadi juga kemajuan dalam praktik KBB. Sebanyak 254 praktik toleransi terjadi selama tahun 2016.

 

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *