Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 21 January 2014

Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Miskin


Nikhil Gangavane/Photos.com

Rasulullah Muhammad Saw. pernah berfirman, “Tidak beriman seseorang yang tertidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya kelaparan.”

Sebuah hadis yang menekankan solidaritas dan bahkan distribusi kekayaan yang adil, yang sayang sekali belum tampak dalam kehidupan umat manusia saat ini. Yang terjadi malah sebagaimana dinyatakan oleh sebaris lirik lagu Rhoma Irama di atas. Lirik yang sangat tepat menggambarkan temuan Oxfam International, Organisasi Kemanusiaan yang bermarkas di Inggris, yang diumumkan Senin 20 Januari, hanya sepekan menjelang pertemuan pemimpin dunia di Davos, Swiss.

Data Oxfam menunjukkan,  85 orang terkaya di dunia ini (85 orang!) memiliki kekayaan sama dengan kekayaan gabungan yang dimiliki oleh separuh penduduk bumi. Itu berarti kesenjangan yang kian melebar di antara si kaya dan si miskin di bumi yang kita tinggali ini.

“Kesenjangan ini menciptakan kondisi di mana kesejahteraan dan kekuasaan pada akhirnya akan terpusat di tangan sedikit orang, sementara yang lain terpaksa mengais-ngais dari yang tersisa,” demikian disampaikan Direktur Eksekutif Oxfam, Winnie Byanyima.

Menurut laporan yang dijuduli “Working for the Few” itu, populasi di dasar piramida dunia—berjumlah sekitar 3,5 miliar jiwa—memiliki kekayaan gabungan sebesar $1.7 triliun, atau sekitar  0.7%  saja dari kekayaan dunia secara keseluruhan.  Jumlah  tersebut sama dengan jumlah kekayaan gabungan yang dimiliki 85 orang terkaya dunia.

Kalangan elit yang kaya raya itu jumlahnya hanya mencakup 1% saja dari keseluruhan populasi dunia, namun memiliki 46% kekayaan dunia atau sekitar 110 triliun dolar.

Dean Baker, salah seorang Direktur Lembaga Riset Kebijakan ekonomi di Washington mengaku tidak terkejut dengan temuan mengenai kesenjangan ekonomi dunia itu.

“Selama tingkat pengangguran masih tinggi, tak ada harapan kondisi ini akan berubah,” ujarnya.

Menurut Oxfam pula, Amerika Serikat berperan besar dalam mengakibatkan kesenjangan ekonomi ini, karena di negara itulah terjadi pemusatan kekayaan paling besar.

Persentase pendapatan 1% orang terkaya di Amerika telah meningkat sebanyak 150% dari tahun 1980 hingga 2012. Kelompok elit yang sangat kecil itu mendapatkan 95% kekayaan yang terkumpul sejak 2009, sementara 90% warga di dasar piramida menjadi semakin miskin.

Kekhawatiran lain juga muncul akibat kesenjangan yang makin lebar ini, antara lain destabilisasi ekonomi dan bahkan politik.

Untuk itu, Oxfam menghimbau agar para partisipan Forum Ekonomi Dunia di Davos pekan depan, yang mencakup pula para eksekutif perusahaan terkaya dan berpengaruh di dunia, untuk dapat mengambil langkah-langkah membalik keadaan. Dia antara yang dapat mereka lakukan, menurut Oxfam, adalah mendukung pajak progresif, membayar pajak dengan benar, membayar karyawan dengan layak, dan mendorong pemerintah untuk “menyediakan tunjangan kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial secara menyeluruh” bagi seluruh warga negara. [Sumber: LA Times]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *