Satu Islam Untuk Semua

Monday, 06 October 2014

#Wish Australia: Solidaritas untuk Perempuan Berjilbab


Kampanye #WISH

#WISH (Women in Solidarity with Hijabis ). Ini kampanye baru wanita Australia sebagai tanda solidaritas terhadap wanita Muslim yang diserang karena memakai hijab di negeri Kanguru.

Dalam kampanye ini, wanita-wanita Australia memasang foto selfie berhijab di berbagai media sosial. Mereka ingin membantu menghilangkan stigma (pandangan negatif) sebagian kalangan tentang  hijab.

Kampanye ini, selain kalangan biasa, juga melibatkan beberapa tokoh wanita Australia. Sebut saja presenter Studio 10 Jessica Rowe, penulis komik Meshel Laurie dan anggota parlemen dari Partai Labor, Julie Owens. Mereka ikut bergabung demi meminimalisir sentimen anti Muslim.

Kelompok di Facebook ini sudah merengkuh 14.000 follower meski baru dibentuk minggu lalu. Kampanye ini diusulkan aktivis dan pengacara Maryam Veiszadeh, keturunan Afganistan yang mendapat suaka di Australia sejak berusia 7 tahun.

“Saya sudah dengar beberapa kasus mengerikan tentang wanita Muslim yang dianiaya di jalan-jalan, ibu-ibu yang kereta bayinya ditendang, teman-teman yang sangat takkut meninggalkan rumah mereka,” katanya seperti dikutip situs news.au.

Mariam melanjutkan, “Setelah insiden-insiden ini menyita perhatian penduduk lewat grup tersebut, respon luar biasa muncul dari wanita-wanita Australia yang ingin membantu.”

Salah satu follower bernama Ruth bilang pada Mariam bahwa ia akan memposting fotonya mengenakan hijab, jika tidak dianggap menyinggung kaum Muslim,  untu kmenunjukkan rasa solidaritas. Sejak itulah lahir gerakan #WISH.

Sayangnya, beberapa wanita yang memposting foto selfie berhijab malah dilecehkan karena tindakan mereka dianggap menyinggung kaum Muslim.

Sebagian kalangan mengecam bahwa kampanye WISH tak lain clicktivism dan slacktivism belaka. Slacktivism sebuah istilah untuk langkah-langkah yang diambil seseorang dalam mendukung masalah atau penyebab sosial yang hanya memberi sedikit dampak praktis atau memberi kepuasan bahwa ia sudah  memberi kontribusi dalam pemecahan masalah.

Tapi Psikologis Jocelyn Brewer, spesialis di bidang sosial media, komunitas dan prilaku, bilang kampanye ini berbeda dan bukan slacktivism. Ia berpendapat, wanita-wanita peserta kampanye ini sudah melakukan sebuah tindakan yang lebih pribadi — dengan memakai hijab, berfoto selfie dan mempostingnya — dibanding sekedar me-like atau men-sharing sesuatu yang sudah ada.

Seruan bagi wanita Australia untuk berpartisipasi dalam kampanye ini muncul setelah Perdana Mentri Tony Abbot minta wanita Muslim untuk tidak memakai burqa atau penutup wajah.

(Nisa/news.au)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *