Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 27 February 2014

WCC: Muslim dan Kristen Dalit Paling Rentan di India


Foto: NCCI

Anggota Dewan Gereja Dunia (Word Council of Churches—WCC ) di India menyatakan keprihatinan mendalam atas adanya diskriminasi terhadap kaum Muslim dan Kristen Dalit. Hal ini diungkapkan pihak WCC saat bertemu dengan Prof. Dr. Heiner Bielefeldt, Pelapor Khusus PBB tentang Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan.

Bielefeldt mengunjungi India hingga 27 Februari atas undangan berbagai organisasi masyarakat sipil, termasuk Indian Institute Sosial dan Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin gereja, aktivis Hak Asasi Manusia, pengacara, akademisi, pemimpin komunitas Muslim dan perwakilan dari Konferensi Waligereja India, yang diselenggarakan oleh Dewan Gereja Nasional di India (NCCI) ini, WCC juga menuntut adanya perlindungan hak atas kebebasan beragama.

Dr. Ramesh Nathan mengatakan kepada NCCI, Muslim dan Kristen Dalit merupakan dua kasta yang “tidak tersentuh” pemerintah India. Mereka tidak dilindungi Undang-undang Pencegahan Kekerasan dalam konstitusi India, yang dimaksudkan untuk mencegah kekejaman terhadap kasta. Padahal, dua kasta itu tergolong paling rentan terhadap kekerasan.

Konstitusi India memasukkan kaum Dalit ada dalam daftar kasta yang paling terpinggirkan dan membutuhkan perlindungan. Namun ketika menjadi Kristen atau Islam, orang-orang tersebut dikecualikan dari langkah-langkah protektif dan afirmatif yang ditawarkan oleh pemerintah India.

Haji Ahmad Hafeez Hawari, seorang perwakilan dari komunitas Muslim mengatakan bahwa pencalonan dirinya dalam pemilihan umum nasional ditolak hanya karena ia seorang Muslim. Ia mengaku telah mendapat perlakuan diskriminasi oleh masyarakat India, baik Muslim maupun lainnya dikarenakan ia seorang Dalit. Sehingga, ia tidak mendapatkan perlindungan dari konstitusi India.

“Orang Kristen Dalit dan Muslim Dalit tidak dianggap Dalit oleh pemerintah kami, dan karenanya, mereka membantah diadakannya program tindakan afirmatif yang memberdayakan masyarakat terpinggirkan,” kata Samuel Jayakumar, sekretaris eksekutif NCCI untuk Komisi Kebijakan, Tata Kelola dan Saksi Umum, yang memimpin pertemuan itu.

“Kami melihat ini sebagai diskriminasi berbasis agama terhadap Kristen dan Muslim Dalit di India,” katanya.

Leila Passah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Kaum Muda Perempuan Kristen (Young Women’s Christian Association—YWCA) dari India juga mengungkapkan kepada  Pelapor Khusus terkait adanya “perlakuan tidak manusiawi yang dijatuhkan kepada komunitas Dalit oleh polisi India, ketika mereka mengadakan protes damai di Delhi.”

Dia mengatakan “polisi memukuli demonstran dengan tongkat saat pemimpin Kristen dan Muslim berbaris menuju Gedung Parlemen untuk menemui Perdana Menteri India,”

Akibatnya, sekitar 30 orang terluka dalam insiden ini dan beberapa demonstran termasuk pemimpin gereja ditahan di kantor polisi pada 11 Desember 2013.

Bielefeldt mengakui bahwa diskriminasi kasta Dalit di India merupakan ujian bagi kebebasan beragama di India. Dia menambahkan bahwa komunitas Dalit memang tidak mendapatkan kesetaraan hak. Tapi, mereka juga tidak bisa dipaksa untuk mengikuti agama tertentu.

Bielefeldt meyakinkan peserta pertemuan bahwa HAM PBB akan terus mengangkat masalah ini di forum mereka.

 

Sumber: Oikoumene.org

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *