Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 04 February 2018

Warung Sedekah Abah Heri: Makan Gratis, Bayar Doa


islamindonesia.id – Warung Sedekah Abah Heri: Makan Gratis, Bayar Doa

 

Sebuah gerobak berisi dagangan serba lontong diparkir di dekat Pasar Rebo Simpang, Jalan Kapten Halim, Kecamatan Purwakarta Kota, Kabupaten Purwakarta. Khusus hari Jumat, siapapun boleh menikmati hidangan si pedagang itu secara gratis.

Gerobak makan yang berada di pinggir jalan ini setiap harinya memang menjual aneka makanan berbahan utama lontong seperti kupat tahu, lontong sayur, dan soto lontong. Makanan tersebut dibanderol dengan harga Rp 10 ribu per porsi.

Warung Sedekah Abah Heri

“Saya jualan sudah lama dari tahun 2006. Tapi untuk jualan gratis setiap Hari Jumat baru tiga minggu ini,” ucap Heri Suhendi, sang pedagang di lapak jualannya, Purwakarta.

Pria yang akrab disapa Abah Heri ini mengaku ikhlas menggratiskan dagangannya. Niatnya hanya satu, yakni membahagiakan kedua orangtuanya yang sudah meninggal dunia.

“Saya niat ingin memberi dan berbagi saja. Saya sudah tidak punya ibu dan bapak. Insya Allah niat saya pahalanya untuk mereka,” tuturnya.

Heri mengatakan, meski setiap Jumat dia tidak memiliki penghasilan karena menggratiskan dagangannya namun dia tidak merasa rugi. Bahkan khusus Jumat dia sengaja menambah porsi jualan dari yang biasa 120 porsi menjadi sekitar 150 porsi untuk digratiskan.

Heri tidak memandang siapapun yang makan gratis di tempatnya. Semua orang bisa makan gratis di tempatnya hanya dengan memberikan doa.

“Ada pembeli yang naik mobil mau bayar saya tolak. Semuanya boleh makan secara gratis,” katanya.

Apa yang dilakukan Heri ini mendapat dukungan dari keluarga. Dia terlebih dahulu berdiskusi dengan seluruh anggota keluarga atas tindakannya itu.

Bahkan anak Heri spontan membuat spanduk untuk makan gratisnya itu. Spanduk itu bertuliskan ‘Warung Sedekah Abah Heri Makan Gratis untuk Anak Yatim Piatu, Pemulung, Tukang Sampah, Tukang Ojek, Fakir Miskin dan yang Ingin Makan Bayarnya Cukup Sama Doa Saja Setiap Hari Jumat’.

“Ini (spanduk) yang buat anak saya. Saya juga kaget. Terus pas pertama pakai spanduk ini ada yang foto, katanya sekarang ramai di internet,” kata bapak tiga anak ini.

***

Apa yang dilakukan Abah Heri, sebagai wujud bakti tanpa putus dari seorang anak kepada kedua orangtuanya, sungguh layak diteladani. Meski kita mungkin tak memiliki kesamaan profesi, tapi masih mungkin langkah balas budi dengan cara melestarikan doa bagi kedua orangtua itu kita lakukan sesuai kondisi kita. Misalnya dengan membagikan puluhan atau ratusan paket nasi bungkus (sesuai kemampuan) setiap hari Jumat, bagi para mustadhafin di sekitar kita.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *