Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 24 August 2019

Ustaz Oji Berbagi Cerita Serumah dengan Pendeta dan Rabi Yahudi


islamindonesia.id. -Ustaz Oji Berbagi Cerita Serumah dengan Pendeta dan Rabi Yahudi

Ustaz dari Pesantren Jagat Arsyi Banten, Oji Fahruroji, berbagi pengalaman tinggal seatap bersama pemuka umat Yahudi dan Kristen. Ia tinggal di rumah kedua non-muslim itu masing-masing seminggu secara bergantian.

“Saya tumbuh dan besar di komunitas Islam, sekolah di sekolah Islam, sekarang mengajar di pesantren. Secara otomatis, saya hanya memiliki satu perspektif, yaitu perspektif orang Islam, terlebih saya belum pernah bertemu orang Yahudi di Indonesia,” kata pria yang akrab disapa ustaz Oji dalam acara bertajuk “The First Abrahamic Circle: Understanding Interfaith at the Grassroots” di Jakarta, 22 Agustus seperti dilansir Beritasatu.com.

Sebagai orang yang tumbuh di lingkungan konservatif Islam, Ustaz Oji mengaku memiliki prasangka buruk bahkan memendam kebencian kepada orang Yahudi. Namun, prasangka itu bersangsur-angsur berguguran ketika ia bertemu, berbincang bahkan tiggal seatap dengan orang Yahudi bernama rabi Eliot Baskin dari Kuil Emanuel Denver, Colorado, Amerika Serikat.

“Bertemu mereka secara pribadi, tinggal di rumahnya, dan pergi besamaa,” kisahnya. “Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa Yahudi tidak seperti apa yang orang sangka tentang mereka.”

Selain seminggu menetap di kediaman Rabi Eliot, Ustaz Oji juga berkesempatan merasakan hidup serumah dengan Pendeta Ryhan Prasad dari Gereja Presbiterian Khandallah Selandia Baru. Tidak hanya itu, rabi Eliot dan Pendeta Ryhan bergantian tinggal selama seminggu di kediaman ustaz Oji. “Dia (ustaz Oji, Red) memberikan saya pelukan erat,” kata Rabi Eliot mengenang sikap hangat ustaz Oji.

Meski ketiga ajaran ini dari ajaran milla Nabi Ibrahim, Ustaz Oji tidak membantah adanya perbedaan di antara Islam, Yahudi dan Kristen. Hanya saja, perbedaan itu tidak harus melahirkan kebencian dan konflik apalagi hanya berdasarkan prasangka.

Dengan kegiatan ini, Ustaz Oji bilang, setiap orang dapat melihat langsung kehidupan penganut agama lain secara langsung. Program ini juga bertujuan memperbaiki komunikasi antar agama dengan dialog dan diskusi.

Program Angkar Rumput

Program antariman ini digagas oleh mantan wakil menteri luar negari Indonesia Dino Patti Djalal dan digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Program yang diberi nama “The 1.000 Abrahamic Circle” ini bertujuan mempromosikan persahabatan pada tingkat akar rumput di antara agama-agama Abraham atau dikenal juga sebagai agama Samawi.

Ketiga pemuka agama ini adalah lingkaran pertama, sebelum melangkah pada lingkaran berikutnya hingga mencapai 1.000 lingkaran selama 10 tahun. Targetnya, 3.000 pemuka agama Abrahamik dari 40 negara bisa mengikuti program ini.

“Kita banyak mendengar proses antariman, interfaith secara internasional, tetapi ini mengalami kelesuan karena pesertanya sama, prosesnya sama, pidatonya juga sama, sementara di akar rumput, ketegangan dan negativisme antarpemeluk agama Kristen, Islam, dan Yahudi secara global semakin tinggi,” kata Dino yang juga mantan duta besar RI untuk Amerika Serikat.[]

YS/islamindonesia/Foto: Suara Pembaruan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *