Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 11 March 2014

Ulama Mesir Serukan Larang Film Noah


foto:paramount pictures

Sedikitnya, tiga negara di jazirah Arab melarang peredaran film Hollywood yang baru dilansir yang berjudul “Noah”. Ketiga negara yang melarang atas dasar adanya penyimpangan cerita  dan tidak sesuai dengan yang diajarkan agama itu adalah Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Kabarnya, film yang dibintangi pemenang Oscar Russell Crowe dan Anthony Hopkins  dan disutradarai Darren Aronofsky ini sudah mengalami beberapa penyensoran. Atas kejadian penolakan ini, pihak Paramount Pictures, berjanji akan menarik film dari peredarannya di ketiga negara tersebut.

Seperti dilansir Reuters, film yang diproduksi dengan biaya US$ 125 juta, sepertinya akan  mendapat banyak penolakan dari negara-negara mayoritas berpenduduk muslim. “Larangan serupa mungkin akan dilakukan oleh  Mesir, Yordania, dan Kuwait,” tulis Reuters, Selasa (11/03). “Dalam pernyataan resmi disebutkan film ini bertentangan dengan ajaran Islam,”kutip Reuters.

Film ini direncanakan tayang perdana pada 28 Maret mendatang. Film ini berkisah tentang Nabi Nuh yang berusaha menyelamatkan keluarga dan hewan-hewan dari banjir bah. Kisah ini sangat dihormati oleh umat Yahudi, Kristen, dan Islam. Bahkan, Al-Quran mengisahkan cerita ini dalam satu surat/bab tersendiri.

Tentang rencana pemutaran film ini, Sejumlah ulama dan syaikh Al-Azhar melarang pemutaran film  ini karena sudah menggambarkan sosok agung Nabi Nuh as. Tidak hanya itu, para ulama tersebut juga   meminta Presiden Adly Mansour dan Menteri Pertahanan Marsekal Abdel Fatah Sisi untuk   menghentikan pemutaran film tersebut, dan menutup semua bioskop yang menayangkannya.

“Barat sedang berusaha untuk mendiskreditkan dan mempermainkan akidah manusia, serta menyerang agamanya melalui penyebaran gagasan-gagasan kotor, penghinaan atas para nabi, distorsi sejarah mereka dan sejarah simbol-simbol keagamaan, serta penyebaran ide-ide yang menyakiti hati dalam produksi mereka tersebut,” ujar seorang ulama seperti dikutip huftingtonpost.

Sementara itu, Abdel Sattar Fathi, penanggungjawab sensor karya seni bagian film barat, mengatakan: “Pada awalnya, saya pribadi enggan menyaksikannya hanya karena mendengar bahwa film tersebut menggambarkan Nabi Nuh. Tapi, setelah saya menyaksikannya sendiri, saya menemukan bahwa film itu sangat jauh dari karakter Nabi Nuh. Ini hanyalah gambaran dari Perjanjian Lama, sama sekali tidak menggambarkan peristiwa atau kisah dari Alquran dan Taurat.” Dia juga berharap agar pihak yang menentang pemutaran film tersebut untuk menyaksikannya terlebih dahulu.

Kritikus film di Mesir,  Samir Farid, mengatakan, bahwa sikap Al-Azhar yang menentang film (Noah) bukan hal yang baru terhadap genre film seperti ini. Akan tetapi, ini jamak mereka lakukan kepada setiap film yang menggambarkan sosok seorang Nabi, seperti yang terjadi dengan film (The Passion of The Christ) yang dibintangi Mel Gibson saat ditayangkan di Mesir beberapa tahun silam.

Sementara, Jerry A. Johnson, Presiden National Religious Broadcasters (NRB), kelompok konservatif, mengatakan dia memastikan semua orang yang melihat film ini tahu ini adalah interpretasi imajinatif dari Kitab Suci, dan tidak literal. “Paramount juga akan merespons dengan menyetujui mengeluarkan disclaimer pada “teaser” untuk film ini,” ujar Jerry.

“Lisensi artistik telah diambil, kami percaya bahwa film ini benar pada esensi, nilai-nilai, dan integritas cerita yang merupakan landasan iman bagi jutaan orang di seluruh dunia,”tambahnya. [reuters/huftingtonpost/foto:paramounpictures]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *