Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 30 July 2016

Turki Sebut 1 Sekolah di Yogya Terkait Teroris, Cak Nun: Bertabayyunlah!


IslamIndonesia.id – Turki Sebut 1 Sekolah di Yogya Terkait Teroris, Cak Nun: Bertabayyunlah!

 

Setidaknya tujuh sekolah di tanah air disebut oleh Duta Besar Turki di Jakarta sebagai lembaga yang terkait dengan jaringan teroris Fethullah (FETO). Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta, diantara yang diminta tutup karena, menurut Turki, berafiliasi dengan  teroris FETO.

“Sebagai kedutaan, kami telah lama menyatakan perhatian kami soal aktivitas FETO di Indonesia pada pemerintah Indonesia,” kata Dubes Turki untuk Indonesia, Mehmet Kadri Şander Gürbüz, dalam pernyataannya kepada media yang dirilis Kamis, (28/7).

Seperti diketahui, nama Fethullah merujuk pada Muhammad Fethullah Gulen, sosok yang dituding aktor dibalik “kudeta gagal”  di Turki.  Orang Turki bermazhab Hanafi-Moderat ini telah menetap di Amerika Serikat sejak 1999 dan termasuk penentang keras kebijakan Erdogan, khususnya soal keterlibatannya di Suriah dan Irak. Erdogan berkali-kali menuding Gulen berencana menggulingkannya dengan membangun jaringan pendukung di media, lembaga peradilan dan pendidikan. Meski demikian, tudingan Erdogan itu telah dibantah oleh Gulen.

“Kami mengharapkan dukungan masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk melawan organisasi teroris FETO,” kata Mehmet di Jakarta setelah menjelaskan bahwa sejumlah negara telah memutuskan untuk menutup sekolah yang berafiliasi dengan Gulen.

Salah satu wali murid Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Emha Ainun Nadjib, menganggap  Turki menjadi negara yang paling tidak bisa mencari informasi. Pria yang akrab disapa ‘Cak Nun’ ini mempertanyakan tudingan sekolah yang sempat berhubungan dengan Gulen diidentikan dengan terorisme.

“Negara (Indonesia) tentu punya database, punya intelijen. Jadi tahu apa yang terjadi di negara. Jadi tahu potensi teroris. Kalau ada yang membahayakan akan tahu,” kata Cak Nun.

Budayawan senior ini meminta Turki untuk menghormati Indonesia yang juga memiliki sistem untuk mengantisipasi atau pun mendeteksi dugaan penyimpangan yang bisa masuk dari luar negeri. Karena itu permintaan Turki untuk menutup sekolah akibat percobaan kudeta kekuasaan Erdoga tidak realistis.

“Negara Indonesia punya pemerintahan. Harusnya sebelum memberikan pernyataan, harus dilakukan pengecekan. Berarti itu ngeremehin negara Indonesia,” katanya. Cak Nun melanjutkan, “Di dalam kejadian apa saja, antara di kampung dan politik, rumusnya sama. Kalau ada berita, info, ada cek dan ricek atau tabayun. Kalau ada berita, info, ber-tabayun-lah biar tidak merugikan kelompok, lalu besoknya kamu menyesal. Saya kira, Pemerintah Indonesia akan melakukan hal sama. Harus ada keseimbangaan info.”

Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa Billingual Boarding School Yogyakarta, Ahmad Nurani  menegaskan bahwa sekolah Kesatuan Bangsa tidak memiliki keterkaitan apapun dengan politik dalam maupun luar negeri, apalagi jaringan  teroris yang disebutkan Pemerintah Turki.

“Terus terang kami kaget dan sedih karena berita ini pasti menyebar ke berbagai pihak termasuk wali murid,” kata Nurani seperti dikutip Republika.co.id

Selain itu, Nurani juga membantah sekolah yang dipimpinnya mengajarkan pemikiran Fethullah Gulen. “Saya memang pernah melihat buku Fethullah Gulen, bagus, tapi tentu berat untuk dibaca anak-anak. Bahkan anak-anak di sini tidak kenal siapa itu Fethullah Gulen,” katanya.

 

YS/IslamIndonesia/Foto: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *