Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 21 May 2014

Turki Desak Negara-negara Muslim untuk Liberalkan Perdagangan


Dailysabah.com.

Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi negara-negara Muslim.

Presiden Turki mendesak negara-negara Muslim di seluruh dunia untuk meliberalkan perdagangan di antara mereka sendiri dan mengurangi hambatan bea cukai sesegera mungkin.

Dalam pidato pembukaannya pada pertemuan ke-30 Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Abdullah Gül mengatakan bahwa negara-negara Islam belum memanfaatkan potensi tersebut.

“Kita perlu meliberalkan perdagangan antara negara-negara anggota dan mengurangi hambatan bea cukai sesegera mungkin. Sistem Perdagangan Istimewa OKI (Trade Preferential System) merupakan langkah penting menuju tujuan ini,” kata Abdullah.

“Meskipun persiapan pelaksanaan telah selesai hingga batas tertentu, saya menyesal mengatakan bahwa perjanjian ini penting, tapi belum dioperasionalkan,” katanya di Ankara pada hari pembukaan Follow-up Komite OKI untuk Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan (COMCEC).

Dia menunjukkan bahwa jumlah Perjanjian Perdagangan Istimewa yang beroperasi di seluruh dunia telah meningkat dari 70 pada tahun 1990 menjadi 258 di 2013.

“Saya ingin menyerukan kepada semua negara anggota untuk mempercepat proses ratifikasi perjanjian Sistem Perdagangan Istimewa OKI dan membuat pengaturan yang diperlukan ketika sampai pada tahap implementasi,” tambahnya.

“Di satu sisi, kita perlu menghilangkan hambatan perdagangan dan mementingkan reformasi struktural, kedamaian sosial, inovasi dan pengembangan budaya yang berkualitas di sektor produksi, tapi di sisi lain kita juga harus memastikan distribusi pendapatan yang adil,”

“Pembangunan dan kesejahteraan yang berkelanjutan tidak mungkin dapat dilakukan jika bukan karena faktor-faktor tersebut,” kata Abdullah.

Presiden juga meminta negara-negara anggota untuk memberikan dukungan aktif untuk bekerjasama dalam hal keuangan.

Dia menyatakan, “Instrumen keuangan Islam, yang tidak meninggalkan jati diri ke-Islam-annya dan didasarkan pada nilai-nilai yang nyata, sangat menjanjikan.”

Aset perbankan bebas bunga global diperkirakan akan melampaui US $ 2 triliun pada tahun 2014.

Para ahli di bidang keuangan Islam telah mengatakan bahwa, meskipun perkembangan perdagangan dalam sistem Islam positif, bergerak maju dalam lingkungan ekonomi global, namun hal ini akan membantu memperburuk kurangnya pendidikan dan kesadaran produk. Masalah hukum dan pajak adalah tantangan lain yang dihadapi perbankan syariah.

Sementara aset industri keuangan Islam yang direncanakan sebesar US $ 6,5 triliun pada tahun 2020, Abdullah menambahkan bahwa kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi negara-negara Muslim.

“Kita perlu memerangi kemiskinan di negara-negara Islam. Dana dan program yang diperkenalkan untuk mencegah kemiskinan di wilayah COMCEC itu sangat penting,” katanya.

Komite Tetap Kerjasama Ekonomi dan Komersial Organisasi Kerjasama Islam (COMCEC) adalah platform kerjasama ekonomi dan komersial multilateral utama dunia Islam.

 

Sumber: Dailysabah.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *