Tragedi Mina dalam Foto dan Citra Satelit

Fakta: bahkan media mainstream seperti teve Al Jazeera, yang notabene dapatk akses peliputan khusus sejak awal musim haji, keteteran dalam memberitakan Tragedi Mina.
Pisau sensor dan pembatan akses liputan yang diberlakukan otoritas Saudi sejak pecahnya tragedi, sekitar jam sembilan pagi menurut versi resmi, membuat crew teve berbasis Doha itu hanya bisa mengabarkan berita yang Kerajaan inginkan untuk diketahui publik dunia.
Terkurung di cabang kantor Kementrian Informasi di Mina, Al Jazeera sempat melaporkan insiden saling injak antar jamaah terjadi di area pelemparan jumrah. Faktanya, insiden terjadi di pertigaan letter T ruas jalan 204-223, sekitar satu kilometer sebelum Jamarat. Saat media, termasuk Al Jazeera, akhirnya dapat akses ke lokasi kejadian, lagi-lagi sensor, pembatasan akses dan penyitaan alat peliputan membuat media kehilangan kemampuannya melaporkan fakta yang terverifikasi. Cilakanya, menurut seorang jamaah ke Islam Indonesia, otoritas Saudi juga memberlakukan sensor yang sama, termasuk penyitaan handphone jamaah, yang kedapatan mengabadikan detik-detik awal evakuasi korban.
Tak heran bila, meski tragedi ini punya magnitude besar – sedikitnya 769 tewas dan 800 lebih lainnya luka-luka – hanya ada sedikit foto dan video hasil rekaman jamaah haji yang leluasa mendarat di jagad Internet. Lacurnya, dari yang sedikit itu pun, hanya sedikit informasi yang memperterang latar di balik setiap foto dan video.
Selama dua hari terakhir, Islam Indonesia menelusuri foto seputar tragedi Mina yang tersedia di Google Image. Dari pemeriksaan atas 22 foto, satu rekaman video dan pembandingan foto, video dengan citra satelit tangkapan Google Earth, terjalin cerita anyar yang memperlebar perspektif dan memuat kedalaman yang kontras dengan minimnya penjelasan dari Kerajaan:
Citra Satelit
Penjelasan otoritas menyebutkan insiden terjadi di seputar pertigaan letter T antara ruas jalan 204 dan 223 di Mina, pinggiran timur Makkah. Berdasarkan citra satelit, persimpangan itu berjarak sekitar enam kilometer dari Masjidil Haram. Bila Jamarat, lokasi pelemparan jumrah, yang jadi patokan, jaraknya satu kilometer.
Sebelum pertigaan maut 204-223, ruas 204 lebih dulu berpagut dengan pertigaan ruas 225 (jaraknya ~330 meter dari persimpangan dan mudah dikenali dari rimbunan pohon di mulut pertigaan, satu-satunya di kawasan perkemahan jamaah) dan pertigaan ruas 217 (~ 200 meter dari simpang, mudah dikenali dari posisi pos Direktorat Civil Defence tepat di pangkal Letter T persimpangan itu).
Lepas pertigaan yang sama, ruas 204 berpagut dengan pertigaan ruas 215 (~sekitar 120 meter). Ruas 204 berakhir di bawah fly over King Khaled, sekitar 200 meter dari persimpangan. Dari pertigaan yang sama, bakal terlihat Jamarat dan Mina Tower yang berada di punggung bukit sisi kanan Jamarat.
Sementara itu, bila memandang ke arah 223, bakal terlihat bangunan dua lantai pos Civil Defence yang lokasinya sekitar 100 meter dari persimpangan. Bangunan itu sekaligus berada di kepala letter T persimpangan 223 dan 206. Dari persimpangan 204-233, pandangan setelah pos Civil Defence bakal terlihat pangkal dari King Khaled Bridge lepas terowongan, pertigaan 223-206 dan pertigaan 223-King Fahd Road. Ujung pukul ujung, ruas 223 panjangnya ~180 meter.
Merujuk penjelasan otoritas Saudi, semua ruas jalan menuju Jamarah sifatnya satu arah. Ini berarti mereka yang datang dari King Fahd (jalan ini sejak pagi ditutup tanpa penjelasan), harus melintas di ruas 223 lalu berbelok ke kanan menuju Jamarat lepas mencapai pertigaan 204. Begitu pula mereka yang masuk dari Musdalifah via 206, mesti berbelok kiri di pertigaan 223, lalu seterusnya berbelok kanan di pertigaan 204.
Dari citra satelit, terlihat ruas 204 lebarnya mencapai 14 meter, ruas 206 (~13 meter) dan ruas 223 (~12 meter). Bila jamaah haji yang berjalan kaki ibarat arus sungai, 204 secara otomatif bakal punya arus pejalan kaki yang lebih kuat, lalu menyusul pejalan kaki yang bergerak dari 206 dan kemudian dari 223.
Foto Bicara
FOTO 1: Perempuan dengan Payung Kuning DHL
Sumber : http://thehawkindia.com
Foto memperlihatkan momen seorang perempuan berpayung kuning DHL, duduk di tepi pagar pembatasan jalan berwarna hijau muda. Di dekatnya, duduk berselonjor seorang Muslimah Afrika dengan ekspresi meminta tolong. Foto juga memperlihatkan adanya seorang serdadu dan sebuah tong sampah hijau muda.
FOTO 2: Pohon dan Lelaki Afrika
Sumber: http://www.heraldnet.com
Foto merekam momen evakuasi dan mayat yang bergelimpangan. Diambil dari sisi kiri jalan, foto memperlihatkan sebuah bangunan berlantai dua di sebarang jalan dengan barisan pagar pembatasn hijau muda, banner iklan biru yang tercantol di barisan tiang listrik di sisi-sisi jalan, lalu sebuah billboard di kiri jalan dan sebuah papan penujuk arah jalan tepat di seberang bangunan berlantai dua. Bila gambar di-zoom, terlihat sebuah payung kuning menyembul di sisi kanan jalan, hanya beberapa meter sebelum bangunan berlantai dua itu. Terlihat pula dua mobil dengan warna hijau lemon (lime green) terparkir di dekat pagar pembatas sisi kanan jalan, di seberang rerimbunan pohon.
Dengan merujuk pada olahan citra satelit, dapat diketahui FOTO 1 dan FOTO 2 merekam momen evakuasi di ruas 204. Pemotret bisa dipastikan membelakangi pertigaan 204-223. Berdasarkan citra satelit, dapat dipastikan pula kalau gedung berlantai dua itu adalah pos Civil Defense dan rerimbunan pohon di kiri merujuk pada rerimbunan pohon di dekat mulut pertigaan 204-225. Dengan ini, terbuka kemungkinan perempuan berpayung kuning di FOTO 1 dalam posisi duduk di dekat pos Civil Defense saat evakuasi masih berlangsung.
FOTO 3: Lelaki di Pinggir Bak Sampah
Sumber: http://www.aljazeera.com
Pagar bercat hijau, sebuah bak sampah dan sebuah pipa merah muda yang menonjol di sisi kiri foto mengisyaratkan foto ini merekam jenasah yang bergelimpangan tepat di pertigaan 204-223.
FOTO 4: Lelaki Bercelana Pendek Hitam
Sumber: Al Jazeera
Dapat diketahui foto ini merekam evakuasi di ruas 204. Ini lantaran adanya gambar rerimbunan pohon yang merujuk pada rerimbunan pohon di dekat pertigaan 204-225.
FOTO 5: Mobil Box Hijau Lemon
Sumber: http://www.aljazeera.com
Dari dedaunan di kiri foto, dapat diketahui foto ini diambi sebelum pertigaan 204-225. Arsip Runtastik (aplikasi yang merekam rute perjalanan) wartawati Aljazeera, yang mengabadikan FOTO 4, memperjelas kalau foto diambil sebelum pertigaan 204-225. Dalam sebuah jurnal, wartawati itu menuliskan kalau di titik itulah serdadu menerapkan barikade, mencegah kru media masuk untuk mengabadikan momen evakuasi. Foto ini sekaligus memperjelas mobil berwarna hijau lemon yang terlihat di FOTO 2. Nampaknya mobil ini adalah mobil pendingin jenasah.
FOTO 6: Arab News
Sumber: http://www.arabnews.com
Pagar hijau, banner iklan biru yang terkulai menunjukkan foto ini merekam momen pasca insiden di ruas 204. Kehadiran tiga kru media, terlihat dari seragam blazer yang mereka kenakan, menunjukkan mereka bagian dari tim media otoritas Saudi.
FOTO 7: Tandu Darurat
Sumber: http://cdn.sindonews.net
Pagar hijau yang mengapit dua sisi jalan, banner biru yang mencantol di tiang listrik menunjukkan foto ini diambil di ruas jalan 204 lepas persimpangan 204-223. Jembatan yang terlihat di latar merujuk pada jembatan King Khaled. Sementara bangunan menjulang di belakangnya merujuk pada Mina Tower.
FOTO 8: Mobil Penyejuk
Sumber: http://photos.bdnews24.com
Diambil di ruas 204, foto ini adalah close-up FOTO 7. Jelas terlihat King Khaled Bridge, Mina Tower dan dua mobil pemadam dan mobil penyejuk udara dengan warna hijau lemon.
FOTO 9: Tumpukan Jenasah
Sumber: http://media.farsnews.com
Warna cat pagar hijau muda mengisyaratkan foto ini diambil di ruas 204. Tak ada informasi yang cukup untuk menebak posisi tepat pengambilan foto.
FOTO 10: Close Up Mobil Penyejuk
Sumber: http://ichef.bbci.co.uk
Foto ini adalah close-up dari FOTO 8 dan FOTO 7.
FOTO 11: Simpang Biru
Sumber: https://i.guim.co.uk
Bangunan berlantai dua milik Civil Defense, sebuah plang di ujung jalan, pagar pembatas tenda warna biru laut, sebuah mobil penyejuk udara, pipa air yang menyembul di pengkolan jalan menujukkan foto ini diambil tepat dari mulut pertigaan episentrum insiden di pertigaan 204-223. Latar foto terlihat sisi lain dari King Khaled Bridge (setelah keluar dari terowongan Mina). Foto juga memperlihatkan sebuah mobil polisi yang terparkir agar serong di sisi kanan jalan, diapit tiga tong sampah hijau, tak jauh dari pos Civil Defense. Papan informasi yang terlihat di sisi kiri foto menguatkan foto ini diambil tepat di pertigaan 204-223. Terlihat pula mobil boks di kejauhan dan dinding tenda warna jingga.
FOTO 12: Mobil Kementrian Kesehatan
Sumber: http://america.aljazeera.com
Pagar hijau, banner iklan biru di tiang listrik menunjukkan foto ini diambil di ruas 204. Citra aspal yang kering menandakan foto ini diambil di luar episentrum utama insiden saling injak jamaah haji.
FOTO 13: Mobil Polisi Itu
Sumber: http://lh3.googleusercontent.com
Foto ini adalah versi close-up (dari angle yang berlawanan) pada FOTO 11.
FOTO 14: Bukit Jauh
Sumber: http://www.aktualpost.com
Warna pagar pembatas putih, sebuah tower komunikasi dan latar bukit yang lebih nampak di kejauhan menunjukkan, bila merujuk pada citra satelit, foto merekam suasana evakuasi di simpang 204-225. Kondisi aspal yang relatif kering memperjelas foto ini diambil jauh dari episentrum insiden.
FOTO 15: Halau Media
Sumber: http://data1.ibtimes.co.in
Foto ini, nampaknya hasil jepretan wartawati Al Jazeera, menunjukkan momen tentara menghalau wartawan mendekat ke lokasi kejadian. Rerimbunan pohon di kanan foto mempertegas foto ini diambil di dekat persimpangan 204-225. Foto ini sekaligus memperterang keberadaan FOTO 5.
FOTO 16:Lelaki Berkursi Roda
Sumber: http://citraindonesia.com
Pagar hijau muda, Mina Tower di kejauhan menunjukkan foto ini merekam momen evakuasi selepas persimpangan 204-223.
FOTO 17: Mobil Polisi Itu Lagi
Sumber: http://harianaceh.kilatstorage.com
Keberadaan mobil polisi dan pagar pembatas warna biru laut menandakan foto evakuasi ini terjadi di ruas 223, tepat di depan pos Civil Defense. Foto ini sekaligus memperterang keberadaan mobil polisi yang terparkir lepas pos di Foto 11 dan Foto 13.
FOTO 18: Mata Elang 1
Sumber: http://cdn.denaihati.com
Foto ini, kemungkinan tangkapan armada reconnaissance udara Saudi, memperlihatkan kondisi pertigaan maut 204-223. Foto diambil dari ujung ruas 223. Sebagian bangunan pos Civil Defense terlihat tepat di sisi tengah-bawah gambar. Foto ini sekaligus memperlihatkan sebaran utama korban yang tewas dan terluka.
FOTO 19: Mata Elang 2
Sumber: http://cdn.denaihati.com
Foto ini mengambil sudut pemotretan yang berseberangan dengan FOTO 19. Dari atas simpang 204-223, terlihat dua mobil penyejuk udara berwarna hijau lemon dan sebuah mobil pemadam kebarakan di persipangan, warna pink dinding tenda jamaah dan pagar biru pembatas jalan yang menegaskan ini adalah pagar pembatas di ruas 223, posisi berdiri “lelaki di pinggir bak sampah” dalam FOTO 3 dan mobil penyejuk di FOTO 7. Foto ini sekaligus mengabadikan mobil polisi di dekat pos Civil Defense.
FOTO 20: Mata Elang 3
Sumber: http://cdn.denaihati.com
Foto ini close-up FOTO 18, memperlihatkan barisan jenasah di ruas 204, lepas pertigaan maut 204-223.
FOTO 21: Mata Elang 4
Sumber: http://cdn.denaihati.com
Foto ini memperlihatkan kondisi simpang maut 204-223. Kelokan Tunnel 15 yang terlihat kiri foto mempertegas foto ini diambil dari arah ‘bawah’ ruas 204.
FOTO 22: Mayat Berderet
Sumber: http://cdn.denaihati.com
Foto ini adalah versi close-up dari deretan jenasah lepas persimpangan maut 204-223. Persimpangan yang terlihat setelahnya adalah simpang ruas 204-215.
Epilog
Melihat semua itu, besar kemungkinan episentrum insiden terjadi di: (A) separuh ruas 223 (tepatnya sejak persimpangan 223-206 hingga persimpangan 204-223) dan (B) separuh ruas 204 (dari persimpangan 204-217 hingga simpang 204-223). Pukul rata, kawasan A mencakup area sekitar ~ 1.200 meter persegi. Sementara kawasan B mencakup area sekitar ~ 2.660 meter persegi.
Penelusuran dan perbandingan foto serta citra satelit juga menunjukkan sulitnya membeli pemberitaan sejumlah media, utamanya Asharq Al Awsat, yang menurunkan berita insiden ulah rombongan jamaah haji Iran yang bergerak berlawanan arah usai melempar jumrah (Asharq mendasarkan pemberitaan itu pada apa yang digambarkan sebagai “keterangan seorang pejabat haji Iran”. Media tak menuliskan identitas sumbernya). Ini lantaran jarak episentrum insiden dari lokasi pelemparan jumrah – sekitar satu kilometer — menutup kemungkinan ada rombongan jamaah yang cukup bertenaga dan mampu membelah gelombang manusia yang menuju Jamarat pada Kamis pagi, 24 September. Suhu saat kejadian diperkirakan 41 derajat celcius.
Di sisi lain, panjangnya bentangan ruas jalan yang terkait pertigaan maut 204-223, dengan sendirinya mendiskos pendapat pejabat Saudi yang, senada dengan Asharq, menuding insiden berlatar jamaah yang “bergerak berlawanan arah”.
Ala kulli hal, kepastian sebab musabah musibah, tentu saja, bakal dengan mudah terjawab bila otoritas Saudi mempublikasikan hasil rekaman CCTV di kawasan simpang maut 204-223. Pada Jumat, sehari setelah kejadian, otoritas Saudi mengundang sekelompok jurnalis melihat ruang pantau cctv di gedung Kementrian Dalam Negeri di Mina. Kepada wartawan, seorang pejabat Saudi memastikan kamera cctv di ruas 204 dan sekitarnya “berfungsi dengan baik”.
RR/Islam Indonesia
Leave a Reply