Satu Islam Untuk Semua

Friday, 12 September 2014

Tony Blair Kagumi Kerukunan Umat di Indonesia


Mantan PM Inggris, Tony Blair.

Uni Eropa menilai diskusi mengenai multikulturalisme dan kerukunan umat beragama di Indonesia itu sangat penting, khususnya dalam rangka mencari bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengelola sekitar 500 juta penduduk yang semakin majemuk. Dengan keberagamannya, Indonesia selalu menjadi acuan bagi berbagai pihak terutama negara-negara lain untuk mempelajari dinamika hubungan antarumat beragama.

Sayangnya, kini banyak kasus kekerasan yang terjadi dengan berlatar belakang masalah agama yang seringkali diabaikan oleh pemerintah. Kendati begitu, bukan berarti Indonesia sepi dari kunjungan petinggi-petinggi negara-negara Eropa, seperti misalnya Mantan PM Inggris, Tony Blair.

Tony Blair, yang pernah menjadi sekutu erat, Presiden Amerika George Bush dalam perang Iraq, smengunjungi SMA Islam Al-Azhar 1, Jakarta Selatan, Kamis (11/09) untuk berdiskusi dengan sejumlah siswa dan pengajar dalam rangkaian program “Face of Faith” yang digagas oleh Yayasan Tony Blair. Menurut Tony, tujuan dan ide awal dari program “Face to Faith” tersebut adalah untuk menunjukkan rasa saling menghargai dan menghormati antar agama yang harus terapkan tidak hanya oleh pemerintah dan negara-negara di dunia namun juga oleh masyarakat sebagai warga dunia.

“Program ini menyatukan para pemuda di berbagai tempat di belahan dunia. Tujuannya adalah untuk mendidik para pemuda dari usia dini untuk saling memahami dan bersahabat satu dengan yang lainnya,” kata Tony Blair ketika berdiskusi dengan para pengajar di Perpustakaan SMA Al-Azhar 1, Jakarta Selatan.

Sikap Tony saat ini yang sangat peduli dengan keberagaman, sangat bertentangan sewaktu dirinya masih menjadi PM Inggris. Saat itu, Tony Blair adalah pendukung terbesar Bush dalam invasi militer ke Iraq dengan dalil adanya senjata pemusnah massal yang tidak pernah terbukti. Bahkan, tahun lalu Blair pernah mengeluarkan pernyataan yang membuat umat islam sedunia meradang, dengan menyebut Islam sebagai agama “fundamental ekstremis” yang dapat mengancam keamanan masa depan Inggris.

Kini, sikapnya yang berubah 180 derajat tentunya sangat menyejukkan hati umat Islam sedunia. Tentunya sikap Tony juga harus diiringi dengan respon umat Islam, khususnya di Indonesia dengan menunjukkan bahwasanya Islam merupakan agama yang cinta damai dan penuh dengan kerahmatan. Selain itu, jika kita menelusuri perjalanan Tony Blair di Indonesia, kunjungan terhadap sekolah bukan hanya dilakukan kali ini saja.

Tahun 2006 lalu, saat mengunjungi Indonesia, Tony Blair juga mengunjungi sekolah. Bahkan, sekolah yang dikunjungi bukan sekolah pada umumnya, melainkan salah satu pesantren yang terletak di Jakarta Selatan, yakni Pesantren Darunnajah. Saat itu, Tony Blair juga menemui 6 tokoh agama, yakni pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid Abdullah Gymnastiar, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, Guru Besar Fakultas Ushuluddin UIN Nazaruddin Umar, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan mantan Menteri Agama Quraish Shihab. Selain Tony Blair, mantan Menlu AS Condoleezza Rice juga pernah mengunjungi Pesantren atau madrasah. (Wahyu/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *