Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 06 July 2019

Tokoh Muhammadiyah: Dalil Agama Jangan Jadi Pembenar untuk Menyalahkan Kelompok Lain


islamindonesia.id – Tokoh Muhammadiyah: Dalil Agama Jangan Jadi Pembenar untuk Menyalahkan Kelompok Lain

Salah satu tokoh Muhammadiyah Pusat menyayangkan maraknya oknum-oknum mubalig saat ini yang memakai dalil agama sebagai alat pembenar bagi golongannya kemudian menganggap salah golongan yang berbeda darinya.

Sikap demikian sering memicu sensifitas antar golongan di tengah masyarakat,  kata Sukriyanto AR selaku Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saat ditemui di Yogyakarta, Kamis (4/7/2019).

“Belajar Islam harus utuh, sehingga Islam bisa diimplementasikan sebagai agama cinta dan ramah,” katanya. “Karena agama fungsinya bukan hanya sebagai hakim yang memutuskan halal dan haram atau salah dan benar saja,”

Untuk itu, menurut  Sukriyanto, Muhammadiyah perlu memiliki dan menyemai para mubalig yang memiliki wawasan keagamaan yang utuh.

 “Muhammadiyah perlu menyiapkan mubalig berwawasan keagamaan yang utuh, serta didukung wawasan pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan lainnya,” katanya seperti dilansir laman muhammadiyah.

Karena menurutnya, di masa sekarang seorang pendakwah bukan hanya harus pandai keilmuan di bidang agama saja, melainkan juga harus terintegrasi dengan keilmuan lainnya.

“Sehingga, dakwah yang dilakukan tidak monoton dan sempit,” lanjutnya.

Metode dakwah, lanjutnya, selain dari sumber utama Alquran dan Assunah juga bisa didapatkan dari kebiasaan masyarakat, budaya dan kearifan lokal setempat, selama tidak menyalahi aturan agama Islam.

“Ketika umat memiliki pandangan yang luas, maka sikap tasamuh akan muncul pada mereka,” kata Sukriyanto.

Menurutnya lagi, kebenaran tidak boleh dipaksakan dari satu pihak, terlebih kebenaran pada urusan-urusan yang sifatnya furu bukan ushul.

“Seperti halnya memaksa untuk menerima kebenaran mutlak atas perbedaan pada sisi khilafiyah fiqih,” tegasnya.

Karena berislam secara kaffah, lanjutnya, berarti harus sadar dan memahami bahwa Islam lahir memiliki kaitan dengan pergolakan sosial masayarakat disekitarnya. Maka diperlukan pengetahuan yang holistik-agar bisa memahami teks wahyu sebagai panduan bagi umat dalam beragama dan bertindak di lingkungan sosialnya.

Sehingga Islam hadir bukan hanya sebagai alat pembenaran semata, tapi juga sebagai rahmatan lil alamiin, pungkasnya.

MUH/IslamIndonesia/Foto Fitur: ngopibareng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *