Satu Islam Untuk Semua

Friday, 22 April 2016

TOKOH–Malia Bouattia, “Kartini” Kulit Hitam dari Inggris


Malia Bouattia Kartini Kulit Hitam dari Inggris

IslamIndonesia.id –-Malia Bouattia, “Kartini” Kulit Hitam dari Inggris

Malia Bouattia,  aktivis pro Palestina, adalah wanita kulit hitam pertama yang terpilih sebagai Ketua Serikat Pelajar Nasional (NUS) Inggris sejak didirikan tahun 1922. Sepertinya halnya Raden Ajeng Kartini yang mempelopori gerakan perempuan Indonesia, Bouattia juga menginisiasi tradisi baru di kalangan aktivis pelajar di Inggris.

The National Union of Students (NUS) telah memilih pimpinan wanita Muslim kulit hitam itu untuk pertama kalinya dalam sejarah. Para aktivis anti-rasis memilih Bouattia dengan perolehan 372 suara mengungguli petahana, Megan Dunn dengan 328 suara.

Melalui akun Facebooknya, Bouattia mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya yang telah bekerja memenangkannya. Hal ini memberikan tanggungjawab baru baginya di tengah masyarakat.

“Pemilihan diri saya tidak hanya bagi NUS, tapi juga demi masyarakat kita dan tanggungjawab pergerakan kita di dalamnya. Kita harus memastikan NUS sebagai serikat pelajar yang tengah berada di pertarungan nasional untuk sesuatu yang lebih baik. Lebih dari itu, serikat ini harus menanamkan prinsip pembebasan atas semua yang kita lakukan.”

malia-bouattia-kartini-kulit-hitam-dari-Inggris

Bouattia memiliki sejarah panjang di dunia aktifis, baik di luar maupun di dalam kampus. Dia adalah salah satu anggota pendiri Muslimah Pride yang dulu dikenal sebagai “Muslim Women Against Femen”, yakni gerakan wanita muslim yang melawan budaya telanjang. Dia juga ikut berkampanye dalam isu lebih luas yang banyak mempengaruhi wanita bersama Jaringan Wanita Midlands.

Di antara manifesto Bouattia untuk pejabat NUS adalah dia mengatakan bahwa sistem pendidikan di Inggris dalam krisis dan gerakan pelajar di Inggris perlu diperbaiki.

“Kita memerlukan pimpinan yang proaktif dalam memacu kampanye dan gerakan bawah tanah. Pimpinan ini juga harus dapat mengarahkan sebuah gerakan bersatu dalam menghadapi kekerasan dan pemotongan dana pelajar dan pendidikan kita.”

malia-31

Sebagai mahasiswa lulusan Universitas Birmingham, Bouattia adalah seorang kritikus ulung terhadap program pemerintah Inggris, “Anti-radikalisasi”. Program ini menyasar pelajar-pelajar Muslim di kampus-kampus dan di tempat lain. Boattia yang berasal dari Konstantin, Aljazair juga konsisten sebagai pendukung Palestina yang membuatnya dikenal sebagai “pertahanan” melawan Israel.

Sebagai pejabat mahasiswa NUS sejak 2014, Bouattia pernah berperan sebagai pembuat konvensi anti-fasis dan anti rasis. Dia kemudian dijuluki sebagai salah satu dari 30 pemimpin teratas kesehatan mental kulit hitam pada 2014 dan 2015.

Pada pemilihan Selasa (19/04) lalu, Bouattia mengatakan, “Ketika kita bicara tentang pembebasan, maka bukan saja wanita, kulit hitam, LGBT, atau pun pelajar cacat, tapi tentang kita semua.”

 

Tom/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *