Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 31 December 2016

Tiga Kiat Romo Magnis Jadikan Indonesia ‘Kita Bersama’, Bukan ‘Kami’ atau ‘Mereka’


islamindonesia.id – Tiga Kiat Romo Magnis Jadikan Indonesia ‘Kita Bersama’, Bukan ‘Kami’ atau ‘Mereka’

 

Dalam diskusi bertajuk “Tantangan Merawat Kebangsaan Indonesia”, di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (29/12/2016), Rohaniwan Katolik, Romo Frans Magnis Suseno menyinggung soal tantangan besar yang sedang dihadapi bangsa kita dalam hal menjaga persatuan dan kesatuan. Romo Magnis menegaskan, jika kondisi ini terus dibiarkan maka akan sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa di Tanah Air.

“Kalau hanya melihat ‘kami’ dan ‘mereka’, yang dilihat hanya perbedaan, persaingan, mungkin sentimen. Kita ditantang untuk betul-betul menghayati ‘kita bersama’,” kata Romo Magnis.

Agar kesadaran ‘kita bersama’ sebagaimana dimaksud Romo Magnis dapat terus bertumbuh di tengah masyarakat, setidaknya ada tiga hal yang menurutnya perlu terus ditekankan dalam rangka merawat kebangsaan Indonesia.

Pertama, bangsa Indonesia menjadi rekat karena bersedia melakukan sesuatu yang di banyak negara tidak berhasil dilakukan. Yakni dengan saling menerima kekhasan. Misalnya pada peristiwa Sumpah Pemuda ketika ratusan pemuda tergerak untuk memperjuangkan Tanah Air. Saat itu mereka tak memedulikan perbedaan etnik, suku, bahasa, dan agama.

“Mereka bersama-sama memperjuangkan Indonesia. Itu menjadi mungkin karena mereka semua bersedia menerima kekhasan,” kata Romo.

Hal lain adalah “pengorbanan besar” dari para tokoh Islam yang meski pemeluk agamanya di Indonesia berjumlah di atas 80 persen, namun tak menuntut kedudukan istimewa apapun dalam Undang-Undang Dasar 1945.

“Itu sebetulnya menjadi modal dasar luar biasa yang lebih menggembirakan. Saya harap kita semua kembali ke kesetiaan untuk menerima perbedaan,” lanjutnya.

Kedua, mengingat kembali bahwa Allah adalah Maha Rahim. Maka Kerahiman-Nya harus terasa sebagai rahmat, tak hanya bagi kelompok tertentu tapi bagi semua golongan dan lapisan masyarakat.

“Agama tidak boleh menakutkan. Kalau menakutkan, masalahnya bukan agama tapi manusia yang sudah menyalahgunakannya. Agama mesti memberikan damai dan mencerminkan rahmat kasih,” terangnya.

Ketiga, peran dari agamawan yang menunjukkan kerendahan hati bahwa manusia, bahkan agamawan pun tidak seluruhnya memadai.

“Mesti menjadi rendah hati, dari agamawan kita mengharapkan,” pungkas Romo Magnis.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *