Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 25 January 2018

Terima Yap Thiam Hien Award, Gus Mus: Indonesia Tanah Air Mata


islamindonesia.id – Terima Yap Thiam Hien Award, Gus Mus: Indonesia Tanah Air Mata

 

Yayasan Yap Thiam Hien memberikan penghargaan pejuang hak asasi manusia (HAM), Yap Thiam Hien Award 2017 kepada KH Ahmad Mustofa Bisri. Penghargaan diberikan dalam acara malam penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2017 di Aula Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2018).

Yap Thiam Hien Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang berjasa besar dalam upaya penegakan HAM di Indonesia. Nama penghargaan ini diambil dari nama pengacara dan pejuang HAM, Yap Thiam Hien.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang akrab disapa Gus Mus itu dinilai sebagai sosok ulama yang memiliki keteguhan dalam membangun moralitas kemanusiaan di tengah bangsa yang beragam.

Usai memberikan sambutan, pembawa acara meminta Gus Mus untuk membacakan puisi di depan seluruh tamu undangan. Ia pun memenuhi permintaan itu.

Berikut ini puisi yang dibacakan Gus Mus selengkapnya.

Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita bersama
Sejak kita di sekolah rakyat

Kita berebut lebih dulu menyanyikanya
Ketika anak-anak disuruh menyanyi di depan kelas satu-persatu

Aku masih ingat betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak menyanyikan lagu itu bersama-sama

Sudah lama sekali pergaulan sudah tidak seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentingannya sendiri
Atau tersihir pesona dunia

Dan kau kini entah di mana
Tapi aku masih sangat hapal nyanyian itu, sayang

Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya kembali bersamamu…

Di tengah pembacaan puisi, Gus Mus menyanyikan lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki.

Seluruh tamu yang hadir tampak hanyut dan ikut menyanyikan lagu itu dengan lirih. Mereka seperti tersihir suara Gus Mus yang terdengar menenangkan itu.

Setelah itu, Gus Mus kembali meneruskan puisinya.

Aku merindukan rasa haru dan iba
Di tengah kobaran kebencian dan dendam
Serta maraknya rasa tega

Hingga kini ada saja yang mengubah
Lirik lagu kesayangan kita itu
Dan menyanyikannya dengan nada sendu…

Gus Mus kemudian menyanyikan lagi lagu itu dengan mengubah liriknya.

Indonesia tanah air mata
Bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
Selalu dihina-hina bangsa

Di sana banyak orang lupa
Dibuai kepentingan dunia
Tempat bertarung merebut kuasa
Sampai entah kapan akhirnya…

Suara Gus Mus terdengar bergetar saat menyanyikan lirik tersebut. Sementara para tamu undangan tertegun mendengarnya.

Bahkan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang duduk di barisan paling depan sempat meneteskan air mata.

Ia terlihat mengambil tisu dan mengusap matanya yang membasah.

Sejenak, Gus Mus terdiam, kemudian membaca penggalan akhir dari puisinya.

Sayang, di manakah kini kau
Mungkinkah kita bisa menyanyi bersama lagi lagu kesayangan kita itu
Dengan akrab seperti dulu…

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *