Satu Islam Untuk Semua

Friday, 24 January 2014

Takut Kepada Islam


foto:presstv.ir

Jika ingin hidup damai, Barat harus menghancurkan “hantu” di kepalanya…

 

Di Barat, hampir sebagian besar orang takut kepada Islam.  Ada sebuah cerita lucu namun memprihatinkan  terkait soal ini. Suatu hari seorang perempuan berjilbab memasuki  sebuah toko di New York. Saat tengah memilih belanjaannya, seorang bocah tiba-tiba berteriak seraya menunjuknya: “Mami! Mami! Itukah monster yang selalu kau ceritakan?!”ujarnya sambil menghambur ke arah sang ibu.

Tahun 1992, Time, majalah terkemuka di dunia Barat, secara khusus pernah membuat liputan tentang dunia Islam (hanya terbatas di Arab semata). Dengan sembrono mereka menyebut kekuatan politik yang tengah tumbuh di belahan dunia tersebut sebagai “pedang Islam”. Tak lupa, mereka pun menyertakan hasil liputan tersebut  lengkap dengan ilustrasi foto di sampul utama  yang menggambarkan siluet tangan berjubah tengah mengacungkan AK 47 dengan latar belakang menara masjid.  Benar-benar suatu generalisasi politik yang sangat kelam

Citra Islam di dunia  Barat harus diakui memang masih sumir. Kendati pertumbuhan dan perkembanganpenganutnya di negara-negara tersebut mengalami kenaikan yang signifikan, namun sesungguhnya tantangan yang mereka hadapi sangat berat. Terutama terkait dengan pencitraan media sana yang kerap meniupkan semangat ketakutan dan kebencian terhadap Islam. Tiga tahun lalu, The Guardian sempat mempublikasikan sebuah hasil survei yang dilakukan terhadap  masyarakat Inggris. Hasilnya, negara tersebut sebagian penduduknya mengidentikan Islam sebagai kekuatan enigmatik dan jahat.

“Rata-rata dari mereka memiliki pendapat Islam memiliki keterkaitan dengan terorisme…” ungkap wartawan Inggris bernama Peter Oborne.

Karen Armstrong sangat menyayangkan kenyataan tersebut. Penulis sekaligus sejarawan agama asal Inggris itu menyatakan sesungguhnya Islam tidak selayaknya diasosikan dengan aksi terorisme yang dilakukan oleh orang-orang yang menyebut diri mereka Muslim. Mengapa? Karena tindakan orang-orang itu justru sudah melanggar prinsip-prinsip esensial keyakinan Islam sendiri.

Dalam sebuah artikel yang ditulisnya di surat kabar yang sama, Armstrong menyatakan, “Kita membutuhkan satu kata yang lebih pas dari sekedar kata ‘teroris Islam’. Al-Qur’an melarang peperangan yang bersifat menyerang, perang dibolehkan hanya untuk kepentingan mempertahankan diri dan nilai-nilai Islam yang benar mengajarkan perdamaian, rekonsiliasi dan pemberian maaf.”

Lebih lanjut, Armstrong mengatakan sangat tidak adil menyebut Islam dalam nada peyoratif, semata-mata tindakan dari sebagian kecil para pemeluknya yang gagal mengedepankan idealisme Islam yang pro terhadap perdamaian, toleransi serta tidak pernah melakukan paksaan yang berkaitan dengan agama.

“Dan jangan lupa, selama berabad-abad Islam sudah memiliki catatan yang lebih baik dalam hal toleransi dibandingkan dengan Kristen. Hukum Islam tidak membenarkan perang terhadap negara yang memberikan kebebasan bagi warga Muslimnya untuk beribadah, Islam melarang pembakaran, perusakan bangunan-bangunan dan pembunuhan terhadap warga sipil tak berdosa dalam sebuah kampanye militer,” tambah Armstrong.

Ketakutan masyarakat Barat terhadap Islam seperti yang diperlihatkan kembali pasca terjadinya peledakan bom di Boston beberapa waktu lalu, terkesan memang sangat dibuat-buat. Bagi saya pribadi, ini hanyalah ilusi dari sebuah komunitas yang malas untuk berusaha mencari tahu hal sebenarnya mengenai Islam. Jika benar Islam identik dengan kekerasan, bagaimana masyarakat Barat  menafikan hasil pengumuman lembaga survey ternama Gallup yang memperlihatkan  pendapat sebagian besar masyarakat Muslim di dunia yang mendambakan kehidupan lebih baik dan tidak menyukai masa depan penuh konflik dan kekerasan, laiknya masyarakat Barat dan masyarakat beradab lainnya di dunia?  Bisa jadi yang harus dihancurkan oleh Barat sesungguhnya adalah “hantu ketakutan” yang ada di kepala mereka sendiri.

 

Sumber:Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *