Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 27 February 2018

Tak Banyak yang Tahu, Organisasi Israel Ini Kampanye Terselubung di Indonesia Lewat Mural


islamindonesia.id – Tak Banyak yang Tahu, Organisasi Israel Ini Kampanye Terselubung di Indonesia Lewat Mural

 

Ada-ada saja ide Israel untuk menghapus kesan negatif di benak publik dunia tentang tindakan anti kemanusiaan puluhan tahun mereka berupa penjajahan atas bangsa Palestina.

Setidaknya itulah yang dilakukan Artists 4 Israel (A4I), sebuah organisasi advokasi Israel yang berfokus pada seni, saat melakukan kunjungannya ke Indonesia dengan tujuan  mempromosikan Israel dan kampanye hidup berdampingan melalui seni.

Organisasi tersebut nekat memberanikan diri mengambil sebuah proyek baru di Indonesia, yang selama ini dianggap mustahil.

Indonesia, yang jadi tempat tinggal penduduk Muslim terbesar di dunia, tidak memiliki hubungan diplomatik. Menurut sebuah jajak pendapat BBC, sekitar 75 persen warga Indonesia bahkan tidak memandang Israel dengan kacamata positif.

Namun, tetap saja direktur organisasi tersebut, Craig Dershowitz, nekat menguji coba proyeknya di Indonesia.

”Art adalah ciptaan. Kelahiran kembali. Ini adalah kekuatan paling kuat di bumi. ‘Artists for Israel’ memanfaatkan kekuatan itu untuk membuat Israel cantik dan baru di mata dunia,” kata Dershowitz kepada The Jerusalem Post, Sabtu (24/2/2018).

Selama berkunjung ke Indonesia, Dershowitz mengaku tak bebas dari masalah. Salah satu organisasi yang bekerja dengan A4I di Yogykarta telah meminta agar siaran pers mereka menanggalkan nama organisasi pimpinan Dershowitz tersebut. Alasannya, karena dapat membahayakan karyawan atau keluarga mereka.

Selama dua minggu perjalanan, Dershowitz dan 7 seniman internasional bepergian ke Bali, Yogyakarta dan Timor Timur (Timor Leste). Mereka bekerja dengan 15 seniman Indonesia untuk melukis mural.

Perjalanan, yang merupakan bagian dari program Artists for Israel “Art Over Hate” tersebut, bertujuan untuk mempertemukan individu-individu dari berbagai agama untuk mempromosikan koeksistensi melalui seni.

Di Timor Lorosa’e atau Timor Leste, mereka mendapat sambutan terhormat dari seorang wali kota dan polisi. Di Yogyakarta, para seniman bekerja dengan sebuah organisasi yang menggunakan seni untuk menjauhkan remaja dari jalanan. Sedangkan di Flores, mereka bekerja dengan universitas setempat.

Selanjutnya, A4I akan melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, Inggris dan Portugal untuk mempromosikan pesan damai dan koeksistensi yang sama melalui seni.

A4I mengoperasikan beberapa program lain, termasuk “Healing Arts Kits” yang menggunakan seni untuk membantu anak-anak yang menderita gangguan stres pascatrauma, dan “Healing Ink” yang menolong korban selamat dari serangan teror.

Pertanyaannya, jika A4I ini memang pekerja seni yang menjunjung tinggi nilai-nilai universal, mengapa mereka tak juga getol membela bangsa Palestina agar terbebas dari aksi-aksi teror dan kekerasan, dan mengampanyekan pembebasan bangsa Palestina dari penjajahan rezim Zionis Israel?

Apakah pesan damai itu mereka anggap tak layak berlaku untuk bangsa Palestina? Mengapa program “Healing Ink” itu tak mereka terapkan untuk anak-anak Palestina? Mengapa kekuatan seni tak mereka gunakan lewat program lebih mendasar, bukan semata “Healing Arts Kits” untuk membebaskan warga Palestina terutama anak-anak dari stres dan penderitaan akibat kebiadaban rezim Israel?

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *