Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 03 August 2019

Surat Terbuka untuk Zakir Naik dari Negeri Jiran


islaindonesia.id-Surat Terbuka untuk Zakir Naik dari Negeri Jiran

Warga Kuala Lumpur, Anas Zubedy, melayangkan surat terbuka untuk mubalig berdarah Mumbai, Zakir Naik. Surat Anas diterbitkan pada laman situs berita berbasis Malaysia, The Star, pada 1 Agustus.

Anas meminta pendakwah yang kini dikabarkan berada di Malaysia itu meninggalkan Negeri Jiran dengan sukarela. Baginya, ceramah Zakir tidak sesuai dengan budaya Malaysia dan berpotensi merusak citra Islam serta merusak kerukunan.

“Saya pun sangat yakin, seorang yang mendedikasikan hidupnya untuk dakwah ingin agar non-Muslim mendekati Islam,” kata Anas dalam suratnya. “Sayangnya, kehadiran Anda justru berdampak sebaliknya. Kontraproduktif.”

Menurut aktivis gerakan moderat ini, ceramah dengan metode perbandingan agama dan debat tidak efektif mencapai tujuan dakwah di Malaysia. Tidak heran, kebanyakan ulama Negeri Jiran selama ini mendakwahkan agama dengan menyampaikan keindahan Islam tanpa perlu membandingkan atau merendahkan agama lain.

“Ini telah berlangsung 60 tahun. Kami hidup damai, harmoni dan menjadi contoh bagi dunia saat ini. Dengan segala hormat, kami ingin menjaga jalan ini,” ujarnya.

Lagi pula, debat dengan non-Muslim di negeri mayoritas Muslim seperti di Malaysia tidak meniscayakan membuat Islam terlihat kuat. Justru lebih mencerminkan lemahnya Islam. Ia mengatakan, tidak mungkin umat minoritas di Malaysia melayangkan ‘serangan balik’ ketika agama mereka dipojokkan di atas podium.

“Ini seperti adu gelut, kita dibolehkan memukul lawan tapi tangan lawan dalam keadaan terikat,” katanya sembari membeberkan dalil dari Alquran tetang pentingnya sikap bijak soal keragaman dan bersikap adil seperti dalam Surat Al-Maidah: 48 dan Surat Al-Muthaffifin ayat 1-3.

Hanya saja Anas menekankan bahwa permintaanya tidak bertujuan menolak hak dakwah mubalig 53 tahun itu. “Saya tidak mengatakan Anda harus berhenti berdebat. Silahkan melakukannya, tapi di negeri lain,” katanya.

Mengenai tiadanya sikap tegas dari para elit politik Malaysia tentang kehadiran Zakir Naik, menurut Anas, hal itu wajar. Sebagai tokoh berpengaruh, Zakir Naik tentu menjadi sosok sensitif jika disinggung oleh para politisi.

Jika penguasa secara tegas memintanya pulang ke India, politisi oposisi akan menggunakan momentum itu sebagai senjata menyerang pemerintah. Karena itu, tiada partai politik yang berbasis massa Muslim yang akan melakukannya.

“Jadi tolong tinggalkan Malaysia dengan inisiatif sendiri. Bantulah Tun Dr Mahathir Mohamad dengan memberikannya jalan mudah. Dia telah berbuat baik pada Anda meskipun Anda telah berlaku buruk padanya sebelum pemilu,” katanya.

***

Sehari setelah surat Anas terpublikasi, seorang warga Penang, Mohamed Sirajudin, melayangkan surat di situs yang sama menanggapi pernyataan Anas. Sirajudin menepis argumen yang disampaikan Anas tentang dampak negatif kehadiran Zakir Naik.

Menurut Sirajudin, dialog dan debat dengan pengikut agama lain dapat ditemukan dalam Alquran. Tapi di sisi lain, Alquran memang melarang untuk memaksa umat lain memeluk agama Islam.

Ia juga mempertanyakan dasar argumen Anas terkait dampak kehadiran Zakir Naik terhadap citra Islam. Menurut dia, tak ada data yang menunjukkan berkurangnya non-Muslim menjadi muallaf akibat kehadiran Zakir Naik.

Kehadiran mubalig yang kerap berkopiah putih itu justru berdampak positif bagi Sirajudin. Setidaknya, katanya, umat Islam Malaysia yang terpecah dalam pilihan politik dapat bersatu dengan kehadiran Zakir Naik. []

YS/Islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *