Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 17 August 2019

Suluh Kebangsaan Pimpinan Mahfud MD Ingatkan Fenomena Baru Radikalisme


islamindonesia.id – Suluh Kebangsaan Pimpinan Mahfud MD Ingatkan Fenomena Baru Radikalisme

Saat ini Saudi Arabia menangkapi ulama-ulama Wahabi radikal, ujar pakar hukum Tatanegara, Mahfud MD, dan yang tidak tertangkap menyasar Indonesia. Mengutip pemberitaan Gatra, tokoh dari Madura itu memperingatkan fenomena baru ini dan meminta masyarakat waspada.

Pasalnya, ulama radikal dari Arab Saudi  yang datang ke Indonesia ini membawa uang jutaan dolar AS untuk menyebarkan paham radikalnya dan mendatangi pesantren-pesantren di berbagai pelosok.

“Para ulama radikal tersebut, telah dan hendak mendirikan pesantren di beberapa kota di Indonesia. Tujuannya sebagai sarana penyebaran paham radikal,” kata Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan saat gelar acara Focuss Grup Discussion (FGD) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Jumat (16/8).

Mahfud menambahkan, di Jogja dan Magelang, ada lembaga pendidikan yang tidak dikenal, memiliki murid yang banyak namun tertutup. Tiba-tiba menjadi besar, kata Mahfud.

“Indikasi radikal ditunjukkan dari larangan hormat kepada bendera, melarang upacara, serta menghancurkan simbol negara berupa burung Garuda Pancasila,” tambahnya.

Diskusi yang dipandu Badan Intelijen Negara (BIN) serta kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan beberapa tokoh itu adalah upaya merespon menyebarnya paham radikal yang membahayakan negara itu.

Untuk itu, lanjut Mahfud, Gerakan Suluh Kebangsaan yang dipimpinnya akan mengumpulkan para tokoh bangsa untuk untuk berdiskusi dan mengambil sikap.

Diantara para tokoh yang akan diajak diskusi seperti Prof Komarudin Hidayat, KH Yahya Staquf, Prof Alwi Shihab, Hilmar Farid, KH Sholahuddin Wahid, Haedar Nashir, Sudhamek AWS, Romo Benny Susetyo, dan yang lainnya.

“Ada 15 orang dan pakar di bidangnya masing-masing. Mereka akan membuat skenario planning dalam rangka menghadapi radikalisme,” kata mantan Ketua MK itu.

Radikalisme berbahaya, kata Mahfud, karena merupakan suatu gerakan yang ingin mengganti sistem dan ideologi yang sudah mapan dan disepakati bersama dengan cara-cara yang tidak demokratis.

Gerakan Suluh Kebangsaan menolak perubahan dengan cara seperti itu, lanjutnya. Perubahan sebuah kemestian, tapi perubahan gradual. “Sistem yang sudah mantap diperbaiki,  yaitu sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila,” katanya.

Menurutnya, suburnya paham radikal di tengah masyarakat disebabkan oleh orang-orang yang baru belajar agama tapi setengah-setengah.

“Kemudian mengumbar kemarahan, menyalahkan dan mengkafirkan orang yang sudah lama belajar agama dan selama ini toleran,” pungkasnya.

MUH/IslamIndonesia/foto fitur: gatra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *