Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 17 February 2018

Sulthanul Ulama Habib Salim asy-Syathiri Tutup Usia


islamindonesia.id  Sulthanul Ulama Habib Salim asy-Syathiri Tutup Usia

 

 

Telah meninggal al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syathiri, seorang ulama besar asal Yaman. Ulama yang bergelar ‘Sulthanul Ulama’ ini wafat pada hari ini, Sabtu 17 Februari 2018. Beliau adalah Pengasuh Rubath Tarim, Hadhramaut, Yaman.

Rubath Tarim adalah rubath yang tertua di Hadramaut dan terletak di kota Tarim. Rubath ini usianya mencapai 118 tahun. Dari rubath ini lahir banyak ulama besar lainnya di dunia, termasuk di Indonesia. Habib Alwi bin Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar di Indonesia berujar, “.… tak kutemukan satu daerah atau pulau di Indonesia yang saya masuki, kecuali saya dapati orang-orang yang menyebarkan ilmu di sana adalah alumni Rubath Tarim ini atau orang yang belajar kepada orang yang telah belajar di sini…”.

Di antara ulama Indonesia yang pernah belajar di Rubath Tarim adalah:

  • Al-Habib Husien Al-Haddar, ulama besar kelahiran Indonesia dan meninggal di Mukalla Hadramaut.
  • Al-Allamah Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Jakarta, Indonesia.
  • Al-Wajih An-Nabil Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Balfaqih (wafat tahun 1381 H), pengasuh ma’had Darul hadis Al-Faqihiyyah, Malang, Indonesia.
  • Habib Abdullah Al-Kaff, Tegal, Indonesia.
  • Habib Ahmad bin Ali Al-Attash, pekalongan.
  • Habib Abdurrahman bin Syekh Al-Attash, Jakarta.
  • Habib Abdullah Syami Al-Attash, Jakarta.
  • Sayyid Al-Muhafizd Al-Majid Al-Adib Hamid bin Muhammad bin Salim bin Alwi As-Sirri, pengajar di Rubath Tarim dan Jam’iyatul Al-Haq di kota yang sama, kemudian pindah dan mengajar di Malang, Indonesia.

 

Habib Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syathiri dilahirkan di Kota Tarim, Hadhramaut pada tahun 1359H. Ayahanda beliau, Habib ‘Abdullah adalah pendiri Rubath Tarim yang telah melahirkan ribuan ulama dan santri dari segenap pelosok dunia Islam. Beliau terkenal sebagai seorang ulama yang sholih. Bunda Habib Salim, Syarifah Ruqayyah binti Muhammad bin Hasan Mawla Aidid, adalah seorang wanita yang sholihah yang gemar beruzlah untuk beribadah kepada Allah.

Berikut ini adalah Nasab lengkap beliau sampai dengan Sayyidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW: Habib Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syathiri bin Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Ali bin Husin bin Muhammad bin Ahmad bin Umar bin Alwi Asy-Syathiry bin Al-Fagih Ali bin Al-Qodhi Ahmad bin Muhammad Asaadulloh bin Hasan At-Turobi bin Ali bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein.

Ketika berusia 3 tahun, Habib Salim menjadi yatim dengan meninggalnya ayahanda beliau, ulama besar Habib Abdullah bin Umar asy-Syathiri. Walaupun demikian pendidikan agama Habib Salim tetap terpelihara, belum genap usia 11 tahun beliau sudah hapal al-Quran. Beliau telah menimba berbagai ilmu pengetahuan dari sekitar 80 orang ulama-ulama besar Hadhramaut dan Haramain, di antara guru beliau antara lain:

  1. Habib Muhammad al-Mahdi;
  2. Habib Abu Bakar;
  3. Habib Hasan bin ‘Abdullah asy-Syathiri;
  4. Habib ‘Alwi bin Syihabuddin;
  5. Habib Ja’far bin Ahmad al-‘Aydrus;
  6. Habib ‘Alwi bin ‘Abbas al-Maliki al-Hasani;
  7. Syaikh Hasan bin Muhammad Masyath;
  8. Syaikh ‘Abdullah Sa`id al-Lahji asy-Syafi`i;
  9. Habib Hasan bin Muhammad Fad`aq;
  10. Syaikh Hasan bin Sa`id.

Beliau sempat belajar di luar negeri, dan sekembalinya ke Yaman, beliau mendedikasikan hidupnya untuk berdakwah dan menyebar ilmu. Beliau pernah tinggal 15 tahun di Kota Aden dan menjadi guru dan khatib di Masjid Habib Abu Bakar al-‘Adni bin ‘Abdullah al-Aydrus. Pada tahun 1403 H, atas permintaan Habib Zain bin Ibrahim Bin Smith dan Habib Muhammad al-Haddar, beliau bermukim di Kota Madinah dan mengasuh Rubath al-Jufri.

Telah banyak santri yang mengambil manfaat dari kedalaman ilmu beliau. Beliau dikenal memiliki keikhlasan yang tinggi, akhlak yang mulia serta senatiasa menjaga Sunah Nabi Muhammad SAW. Dakwah dan menyebarkan ilmu tidak menghalangi dirinya untuk memperbanyak ibadah-ibadah khususiyyah seperti sholat-sholat sunnat.

Setiap Ramadhan, beliau menambah shalat malamnya sehingga 100 rakaat setiap malam. Habib Salim mengabdikan dirinya untuk mengasuh Rubath Tarim yang mempunyai sekitar 500 orang santri dari berbagai negara termasuk Indonesia. Selain itu, beliau tetap melakukan rihlah dakwah ke berbagai pelosok dunia Islam.

Ketika berkunjung ke Indonesia pada 2014 lalu untuk memberikan Tausyiah di Masjid Agung Jami Malang didampingi Habib Bakir Mauladdawilah dan KH A. Masduki Mahfudz, beliau sempat menyinggung tentang Wali Songo. Dalam ceramahnya, Al Habib menyampaikan tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia mulai dari Hadramaut hingga Wali Songo yang ada di Pulau Jawa.

Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa pun tidak lepas dari Tahrim Hadramaut. Dari sejarahnya para kakek-kakek Wali Songo berhijrah ke Hadramaut. “Di antara yang menyebarkan agama Islam di antara ulama keturunan baginda Nabi Muhammad SAW. Penyebaran agama Islam tidak dengan mudah dilakukan, perlu perjuangan yang keras untuk melakukannya,” ujarnya.

Habib Salim pun menyoroti kondisi umat Islam saat ini. Menurutnya, yang membawa kehancuran Islam adalah kemaksiatan yang dianggap sebagai racun. Jika melakukan maksiat maka akan imam umat Islam akan hancur. “Seperti badan kita, kalau kita minum racun maka racun itu akan mematikan kita. Sama juga dengan maksiat,” terangnya.

Dia juga mengajak umat Islam untuk bertaubat agar mendapatkan husnul khotimah di akhir kehidupannya. Amal seseorang akan terlihat saat sakaratul maut, jika memiliki kebaikan akan mudah melewatinya, jika tidak maka akan sangat sulit dalam sakaratul maut. “Kematian akan datang dari seluruh tempat, seluruh penjuru. Bertaubatlah untuk mendapatkan husnul khotimah,” jelasnya.

Ada kisah menarik yang disampaikan Habib Salim ketika di Malang, berikut ini adalah kutipannya:

“Pada suatu pembacaan Maulid di Turki, ada seorang yang berdiri sejak awal pembacaan Maulid sampai akhir, umumnya pada pembacaan Maulid orang akan berdiri pada “Mahallul Qiyam” namun orang tersebut berdiri dari awal sampai akhir.

Melihat Keanehan ini, salah seorang menghampirinya kemudian bertanya, “saudaraku, mengapa engkau berdiri terus menerus?”

“Aku melakukan ini karena ada sebabnya!”

“Apa sebabnya?”

“Aku ini juga suka Maulid, namun aku dulu orang yang ingkar atau tidak mau berdiri saat ‘Mahallul Qiyam’ hingga pada suatu malam, Rasulullah datang dalam mimpiku dan menegurku. Beliau berkata ‘wahai engkau, mengapa engkau tidak mau berdiri untukku? Mulai sekarang engkau tidak akan bisa berdiri lagi’.”

Semenjak saat itu aku pun lumpuh tidak bisa berdiri, aku bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT, dan berujar ‘ jika aku diberi umur panjang dan bisa berdiri lagi, aku akan berdiri di saat pembacaan maulid mulai awal sampai akhir.”

“Rasulullah Pun hadir lagi dalam mimpiku dan mengatakan ‘Benar engkau akan berdiri sejak awal pembacaan Maulid sampai akhir?’”

“Maka aku menjawab, betul ya Rasulullah…. kemudian Rasulullah membangunkanku dan akupun bisa berdiri lagi.”

Itulah mengapa setiap ada pembacaan Maulid aku selalu berdiri dari awal sampai akhir.”

 

Kini ulama besar tersebut telah meninggal. Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Namun sepanjang hidupnya beliau telah mendedikasikan dirinya untuk menyebarkan ilmu dan telah banyak melahirkan ulama-ulama besar lainnya. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT.

Sumber:

muslimoderat.net

lirboyo.net

masjidjami.com

majalahalhabib

nahdlatululama.id

pustakamuhibbin.club

santri.net

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *