Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 22 May 2014

Studi: Penghancuran Lebah Bencana Potensial Bagi Manusia


Muslimvillage.

Jika lebah menghilang dari permukaan bumi, maka manusia hanya akan bertahan hidup selama empat tahun.

 

Sebuah penelitian di Universitas Harvard baru-baru ini menunjukkan bahwa jumlah populasi lebah dunia saat ini dalam kondisi sangat mengkhawatirkan. Dan, insektisida beracun merupakan penyebab utama yang harus disalahkan.

Menurut penelitian, insektisida yang paling populer di dunia menyebabkan setengah koloni lebah mengalami sekarat, sementara tidak ada koloni lebah yang bisa diobati, sehingga menyebabkan jumlah mereka semakin menyusut.

“Kami menunjukkan bahwa neonicotinoids sangat mungkin bertanggung jawab untuk memicu ‘runtuhnya koloni lebah’ dalam sarang lebah madu yang sehat sebelum kedatangan musim dingin,” ujar Chensheng Lu, seorang ahli biologi di Harvard School of Public Health, yang juga memimpin penelitian, kepada Guardian.

Selama beberapa dekade terakhir, Colony Collapse Disorder (CC ) telah menjadi masalah besar, menyebabkan hilangnya 40 persen lebah madu komersial di Amerika Serikat sejak 2006 dan kehilangan 45 persen dari mereka di Inggris sejak 2010. Diyakini CCD telah menghasilkan sekitar 10 juta sarang, bernilai $ 2 miliar, selama enam tahun terakhir.

Mengapa harus peduli lebah?

“Jika lebah menghilang dari permukaan bumi, maka manusia hanya akan bertahan hidup selama empat tahun. Tidak ada lagi lebah, tidak ada penyerbukan, tidak ada lagi tanaman, tidak ada lagi hewan, tidak ada lagi laki-laki.”

Itu kutipan anonim yang merangkum pemikiran ilmuwan yang percaya bahwa lebah adalah kunci bagi kelangsungan hidup kita. Saat ini, di suatu tempat antara seperempat dan sepertiga dari semua makanan yang kita makan tergantung pada penyerbukan lebah. Itu, bersama dengan produksi madu mereka, berarti sebagian besar dari ekonomi global dan persediaan makanan bisa berada di tempat yang sangat genting.

Pada tahun 2007, Kantor Audit Nasional Inggris meneliti data untuk menentukan nilai lebah madu bagi perekonomian Inggris dan menemukan bahwa layanan mereka menghasilkan sekitar £ 200,000,000 ($ 336,000,000 USD) per tahun dan nilai ecerannya menghasilkan sekitar £ 1 miliar ($ 1700000000 USD) per tahun. Dan itu hanya untuk satu negara. Bayangkan, jika nilai itu juga ada di belahan bumi lain. Berapa banyak kerugian yang diderita lebah? Dan, berapa banyak kerugian yang akan dirasakan manusia akibat lebah (juga)?

Namun temuan baru dari Harvard ini tidak berarti kita tidak bisa bernapas sedikit lega. Studi lain yang dilakukan tahun lalu dari University of Maryland mengatakan bahwa fungisida tertentu mungkin telah mengakibatkan populasi lebah berkurang. Namun, analisis yang lebih spesifik studi Harvard memungkinkan kita menentukan apa yang harus kita lakukan guna menghindari terjadinya penurunan jumlah populasi lebah.

Para ilmuwan sebelumnya telah percaya bahwa insektisida tertentu yang menyebabkan CCD dengan merusak sistem kekebalan tubuh lebah, membuat mereka lebih rentan terhadap parasit dan penyakit. Namun studi Harvard terbaru melemahkan teori ini dan malah berpendapat bahwa “penurunan fungsi neurologis lebah madu, khususnya memori, kognisi, atau perilaku, datang sebagai hasil dari neonicotinoid—yang mematikan.”

Meskipun temuan ini cukup membuat kita khawatir, terkait masih banyaknya masyarakat yang menggunakan insektisida—yang mengakibatkan populasi lebah menurun drastis, namun kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Meski tidak mudah memberi pendidikan perihal bahaya menurunnya populasi lebah dan mengubah paradigma serta cara yang selama ini mereka lakukan, tapi dengan kerja keras, harapan kita untuk melindungi lebah semoga bisa terwujud. [LS]

 

Sumber: Muslimvillage.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *