Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 04 August 2018

Soal Pilpres, Din Imbau Umat Islam Tak Terjebak Politik Hitam-Putih


islamindonesia.id – Soal Pilpres, Din Imbau Umat Islam Tak Terjebak Politik Hitam-Putih

 

“Dinamika politik pemilihan presiden mendatang harus disikapi dengan niat yang baik, hati yang jernih dan juga pikiran yang cerdas,” kata Din Syamsuddin usai memberikan materi dalam acara Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XVIII di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8).

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang saat ini duduk di Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengingatkan umat Islam untuk lebih bijak menyikapi pesta demokrasi lima tahunan itu. Ia meminta umat Islam tidak terjebak pada politik hitam dan putih.

Din mengatakan Pilpres adalah ajang untuk memilih pemimpin yang akan memimpin kehidupan bangsa. Ia berharap pemimpin yang dipilih mampu mengakomodir dan membawa aspirasi umat Islam.

“Jangan terjebak pada hitam putih. Apalagi yang putih belum tentu putih yang hitam belum tentu hitam. Lihatlah segala sesuatu dalam keutuhannya, dia ada sisi positif dan negatif ada sisi putih ada sisi hitam,” papar Din.

Sejauh ini baru ada dua figur calon presiden yang akan bertarung di Pilpres tahun depan, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Terkait hal ini, Din meminta umat Islam tidak mengelompokkan golongan hitam atau golongan putih kepada masing-masing figur calon pemimpin tersebut.

“Seorang manusia itu berpeluang berubah, yang tadinya baik menjadi tidak baik, begitu juga yang tadinya tidak baik menjadi baik,” kata Din.

Masih terkait Pilpres, kepada para ulama Din juga mengimbau agar mampu menjadi tauladan umat. Apalagi para ulama tentu sangat mengharapkan para pemimpin tersebut dapat membawa aspirasi umat Islam.

Soal keberadaan dua kubu antara Joko Widodo dan Prabowo, Din menilai, sama-sama memiliki potensi kebaikan. Dengan kata lain, diharapkan dapat mendatangkan kebaikan bagi bangsa, Islam dan umat Muslim di masa akan datang. Oleh sebab itu, dia mendorong ulama dapat memberikan pencerahan pada masyarakat.

Dia tidak menyangkal, jika nanti bisa terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama dalam Pilpres 2019. Perbedaan antara dua ulama atau lebih itu masih terbilang wajar. Terpenting, perbedaan tersebut diharapkan tidak menimbulkan konflik.

“Pak Jokowi dan Pak Prabowo sama-sama mengandung potensi kebaikan bangsa, Islam dan umat Islam. Saya tidak sepakat kalau dilihat seolah-olah ada yang hitam ada yang putih. Hemat saya, jangan beri judgement penilaian absolut apalagi dengan labelisasi pada satu hal,” tandasnya.

 

EH / Islam Indonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *