Satu Islam Untuk Semua

Friday, 12 September 2014

So Help Me God; Kegagapan Serdadu AS


Serdadu Amerika

Menjadi Atheis bukan jaminan putus hubungan total dengan ‘Tuhan’ – atau apapun yang dianggap adilihung. Seorang serdadu Atheis di kesatuan Angkatan Udara Amerika Serikat merasakannya sendiri saat diwajibkan menjaharkan ‘so help me God’ (dan bantulah saya Tuhan) di akhir sumpah keprajuritannya; sesuatu yang sudah ia akali dengan berbagai cara.

American Humanist Association (AHA) mengungkapkan, seorang pilot Atheis dipaksa bersumpah atas nama Tuhan atau ia akan terjegal dalam proses pendaftaran ulang.

Serdadu Atheis, yang belum diidentifikasi itu, saat ini bertugas di pangkalan udara Creech, Nevada. Kantornya mengancam, ia hanya punya waktu sampai November nanti untuk menjaharkan kalimat sakral itu.

Begini bunyi sumpahnya. “Saya, ­­­­­­­­­­­_____________, bersumpah dengan sungguh-sungguh (atau menegaskan) bahwa saya akan mendukung dan membela UU Amerika dalam melawan semua musuh, asing dan lokal; bahwa saya akan memikul iman yang benar dan kesetiaan yang sama; dan bahwa saya akan mematuhi perintah Presiden AS dan perintah para pejabat yang ditujukan pada saya, sesuai peraturan dan Undang-Undang Peradilan Militer. Dan bantulah saya Tuhan.”

Sebelumnya, sang serdadu sudah mencoret kalimat terakhir dalam kontrak kerjanya dan menolak mengucapkannya keras-keras. Karena itu, pada 25 Agustus lalu, ia diberitahu bahwa kontraknya tidak akan digolkan dalam proses pendaftaran ulang.

AHA menyebutkan, kalimat dalam sumpah seperti itu bertentangan dengan Amandemen Pertama. Asosiasi ini juga minta sang serdadu diloloskan dalam pendaftaran ulang tanpa harus menyebut kalimat sakral itu. Bahkan, pengacara AHA, Monica Miller menegaskan, pihaknya akan menggugat ke pengadilan jika sang serdadu gagal mendaftar ulang.

Undang-undang Amerika mensyaratkan sumpah demikian bagi semua orang yang akan bergabung dengan badan militer di negara Paman Sam. Hanya saja, implementasinya diserahkan pada setiap cabang militer. Sebelum Oktober 2013, dalam teks sumpah jabatan itu tertulis juga kalimat, “Jika dinginkan, para pilot bisa menghilangkan kalimat ‘Dan bantulah saya Tuhan’ sesuai alasan pribadi”. Tapi Angkatan Udara kemudian menghapusnya.

Angkatan Udara Amerika bersikeras, pihaknya tidak bisa mengubah peraturan tanpa izin Kongres. Mereka tengah meminta Departemen Pertahanan untuk meninjau ulang peraturan tersebut. “Pendapat itu [Departemen Pertahanan] akan membantu dalam pengambilan keputusan mendatang,” ujar Jurubicara Angkatan Udara, Rose Richeson.

Perihal memasukkan nama Tuhan dalam sumpah setia pegawai Amerika cukup menuai kontroversi. Pada tahun 2004, misalnya, seorang pria menggugat hal serupa ke Mahkamah Agung dan ia menang. Pengadilan tertinggi Amerika membatalkan aturan tersebut. (Nisa/The Guardian)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *