Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 06 December 2014

Sikap Ceroboh Pemimpin Muslim India


Komunitas Muslim di India jengah pada perilaku segelintir elit Muslim. Pasalnya, beberapa tindakan dan pernyataan kalangan elit itu membuat mereka justru jadi sasaran kemarahan masyarakat mayoritas.

Shahid Abbas, seorang pekerja di perusahaan swasta di India, meminta agar elit Muslim India berhati-hati dalam berperilaku dan berbicara. “Mereka sesuka hati berbicara, tapi kami yang dapat batunya,” katanya kesal.

Hal yang seringkali dirasakan oleh Abbas adalah diskriminasi di tempat kerja serta mendapatkan cemoohan tajam. 

Seperti banyak Muslim di India, Abbas marah atas komentar yang dibuat oleh para pemimpin Muslim di media. Belum lama ini, para Syekh Imam masjid utama India di Delhi dan sejumlah menteri senior Muslim di Uttar Pradesh menumpahkan pernyataan yang tak pas untuk ukuran umum.

Syed Ahmed Bukhari, Imam di Jama Masjid Delhi, memicu kontroversi dengan mengundang Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif namun meninggalkan Perdana Menteri India Narendra Modi saat upacara pengurapan anaknya, Shaban Bukhari, sebagai imam penggantinya.

Jama Masjid adalah masjid utama India di Delhi di mana imam memimpin doa dan layanan syariah. Dia juga dapat mengambil peran yang lebih besar dalam memberikan saran spiritual.     

“Muslim di India masih tidak menganggap Narendra Modi sebagai pemimpin mereka. Jadi saya sengaja meninggalkannya,” kata Ahmed Bukhari kepada media. Alasannya, komunitas Muslim India belum bisa menerimanya lepas Kerusuhan Gujarat pada tahun 2002.

Hal senada juga dilakukan oleh Azam Khan  dari Partai Samajwadi, partai politik regional yang berbasis di Uttar Pradesh. Menanggapi permintaan media yang memintanya untuk mengungkapkan sumber pendanaan untuk pesta ulang tahun Ketua Partai, Mulayam Singh Yadav, dengan sinis Azam mengatakan bahwa uang itu datang dari Taliban dan Dawood Ibrahim.

 

Dawood Ibrahim adalah bos mafia dan saat ini diduga tinggal di pengasingan di luar India. Akibat pernyataan itu, banyak Muslimin yang harus menanggung hinaan dan diskriminasi. “Saya pikir pernyataan para pemuka agama itu telah membuat mereka kehilangan kredibilitasnya di mata kami,” kata Ozair Qazi, warga Delhi. Saat ini, ada sekitar 160 juta orang Muslimin menetap di India, menjadikan mereka yang terbesar ketiga setelah Indonesia dan Pakistan.

Wahyu/berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *