Satu Islam Untuk Semua

Friday, 27 May 2022

Selamat Jalan Buya Syafi’i Maarif


islamindonesia.id – Selamat Jalan Buya Syafi’i Maarif

“Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada  hari Jumat tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping,” demikian bunyi unggahan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nasir pada akun media sosial Twitter-nya pada hari ini pukul 10.23 WIB. 

Menko Polhukam Mahfud MD pun di Twitter mengungkapkan berita tersebut dengan menuliskan kalimat yang berbunyi, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah wafat Buya Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah pada hari ini jam 10.15 di Yogyakarta. Ummat Islam dan bangsa Indonesia kehilangan lagi salah seorang tokoh besarnya. Semoga Buya Syafii diampuni segala dosanya dan mendapat surga-Nya.”

Buya Syafi’i yang memiliki nama lengkap Ahmad Syafii Maarif, adalah sosok ulama kelahiran Sumpur Kudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935. Diketahui, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut sempat mengalami sesak napas. Kemudian untuk mendapatkan perawatan, Buya Syafi’i dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu (11/4).

Dalam waktu cepat, berita wafatnya tokoh nasional sekaligus ulama Indonesia ini tersebar demikian cepat di kanal-kanal media sosial dan pesan berantai. Ucapan duka cita pun berdatangan dari segala penjuru negeri.

Semasa hidupnya, Buya Syafi’i dikenal sebagai tokoh intelektual yang menulis banyak buku, di antaranya Gilad Atzmon (Mizan, 2012), Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (Mizan, 2015), dan Bengkel Buya (Mizan, 2016).

Buya Syafi’i  menempuh pendidikannya di Pendidikan Sejarah, Northern Illinois University (1973) dan memperoleh gelar M.A. dalam ilmu sejarah dari Ohio University, Athens, Amerika Serikat (1980). Setelahnya beliau meraih gelar Ph.D. dalam bidang pemikiran Islam dari University of Chicago, Chicago, Amerika Serikat (1983), dengan disertasi yang berjudul Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia.

Di bidang akademik, dia pernah menjabat sebagai Guru Besar sejarah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), sekarang menjadi Universitas Negeri Yogyakarta; Institut Agama Islam Negeri Yogyakarta, sekarang menjadi Universitas Islam Negeri; dan Universitas Islam Indonesia. Kini, dia tercatat sebagai Guru Besar Emeritus di Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, dia juga pernah menjadi dosen tamu di Universitas Kebangsaan Malaysia dan McGill University, Kanada.

Di bidang sosial, dia terlibat aktif dalam organisasi sosial Muhammadiyah, yang didirikan tokoh reformis Muslim Indonesia, Ahmad Dahlan pada tahun 1912.

Perjalanan karir Buya Syafi’i  di Muhammadiyah sangat cepat. Dia adalah Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1995-1999) dan kemudian menjabat Pejabat Ketua PP Muhammadiyah (2000) menggantikan posisi Amien Rais yang terjun ke dalam dunia politik.

Pada Muktamar Muhammadiyah tahun 2000 di Jakarta, dia terpilih sebagai pemimpin puncak di Muhammadiyah untuk periode 2000-2005. Pada periode berikutnya, meski banyak pihak memintanya untuk menjabat kembali, dia memutuskan mundur dan menjadi Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2005-2010).

Kemudian, untuk mendorong proses demokratisasi dan pembangunan tata sosial yang inklusif, toleran dan pluralis, dia bersama beberapa tokoh penting Muhammadiyah mendirikan MAARIF Institute for Culture and Humanity pada tahun 2003.

Berdasarkan pengakuannya sendiri, selagi muda dia sempat anti ideologi Pancasila, tapi kemudian dia menemukan pencerahan dari mentornya, Fazlur Rahman, sampai dia memiliki kesimpulan bahwa Pancasila adalah ideologi yang luar biasa dan terbaik untuk bangsa Indonesia.

Di masa tuanya, Buya Syafi’i  gencar menyuarakan toleransi dan pluralisme. Dia membela kaum minoritas Syiah di Indonesia. Selain itu dia juga berulang kali melancarkan kritik pedas terhadap ideologi takfiri Wahabi yang menurutnya sudah melampaui batas.

AL/PH/IslamIndonesia/Foto utama: islamindonesia.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *