Satu Islam Untuk Semua

Friday, 29 March 2019

Sekilas Sejarah Awal Kedatangan Muslim ‘Mahometan’ di Selandia Baru


islamindonesia.id – Sekilas Sejarah Awal Kedatangan Muslim “Mahometan” di Selandia Baru

Tak dapat dimungkiri bahwa pasca terjadinya aksi teror atas dua masjid di wilayahnya, Selandia Baru mendadak menjadi perhatian dunia. Empati dan dukungan masif terhadap kelompok Muslim, terutama keluarga korban penembakan di dua masjid itu, berdatangan selain dari warga setempat, juga mengalir deras dari seluruh dunia.

Seperti diketahui, warga Muslim di Selandia Baru tergolong kelompok minoritas. Dari keseluruhan populasi Selandia Baru hanya sekitar 1% Muslim dan banyak orang mungkin mengira mereka pendatang baru di sana.

Namun, tahukah Anda bahwa sejarah mencatat ternyata Islam pertama kali sampai di Selandia Baru pada 1769, ditandai dengan kedatangan dua Muslim asli India.

Beberapa dokumen resmi dan tulisan ilmiah menyebutkan antara 1870 dan 1874 adalah periode penting saat kaum Muslim pertama kali diakui sebagai bagian dari kelompok agama.

Abdullah Drury menyebutkan bahwa kelompok Muslim saat itu kebanyakan berasal dari Kemaharajaan Britania (India). Sensus pemerintah 1874 mencatat ada 17 orang Mahometan (pengikut Nabi Muhammad) tinggal di Otago (16) dan Auckland (1).

Dalam dokumen-dokumen klasik biasanya Muslim dan Islam dikenal dengan sebutan Mahometan, Mahommedan, Mohammedan, Mohemmadanism, atau Muhammadanism. Itu semua adalah istilah kuno yang dianggap berkonotasi negatif, dengan mengambil nama Nabi Muhammad.

Pada awal abad ke-19, istilah Islam dan Muslim menjadi lebih familiar di Eropa terutama lewat karya Edward Lane, tapi di Selandia Baru, penggunaan istilah Islam dan Muslim baru mulai populer belakangan.

Organisasi nasional kelompok Muslim di Selandia Baru, Federation of Islamic Associations of New Zealand (FIANZ), menyebutkan tahun 1850-an sebagai awal bermukimnya keluarga imigran Muslim di negara tersebut, khususnya di Christchurch. The Lyttleton Times edisi (13 Maret 1858) mencatat satu kasus di Pengadilan Tinggi Lyttleton, kota kecil di dekat Christchurch, bahwa dua saksi, Wuzeera dan istrinya Mindia dari India, disumpah dengan terjemahan Alquran berbahasa Inggris.

Surat kabar itu menggunakan istilah Mahometan untuk identitas agama mereka. Tulisan tersebut juga menceritakan bahwa Wuzeera bekerja untuk Tuan Wilson dari Cashmere (daerah pinggiran Christchurch) yang tiba pada 1854 dan dibawa sebuah kapal bernama Akbar. Wuzeera dan Mindia memiliki empat anak, dengan dua anak termuda lahir di Christchurch masing-masing pada 1859 dan 1861.

Jumlah penduduk Muslim mulai bertambah pada awal abad ke-20. Sensus 1901, menyebutkan ada 41 Mahometan. Kelanjutan sejarah hadirnya masyarakat Muslim di Selandia Baru dapat ditelusuri kembali, seperti dijelaskan William Shepard, melalui kedatangan tiga laki-laki Gujarat yang sampai di sana antara 1906 dan 1920.

Ketiganya membuka sebuah toko dan membawa anak-anak mereka dari India. Pada awal 1950-an, anak mereka membawa anggota keluarga lainnya untuk menetap di Victoria University of Wellington dan Victoria University of Wellington.

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *