Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 15 July 2015

SEJARAH – Sepenggal Pelajaran dari Negeri Saba’


Negeri Saba’, dalam catatan Alquran, adalah sebuah kerajaan yang makmur. Sebuah negeri  yang lemah ripah loh jinawi. Sejarah mencatat kerajaan ini memetik kegemilangannya pada abad pertama hingga kedua masehi. Letaknya, menurut catatan sejarah, di sisi selatan Jazirah Arab saat ini.

Kemakmuran Saba’ berasal dari sistem irigasi canggih temuan penduduknya. Kaum negeri ini mampu mengalirkan air ke pusat kota yang jaraknya sepuluh hari perjalanan. Mereka membangun bendungan besar dan megah. Dari bendungan itulah, air melimpah dan mengalir ke rumah dan ladang-ladang mereka.

Begitu suburnya negeri ini. Aneka pepohonan dan buah tumbuh subur di sepanjang jalan negeri. Digambarkan, jika seorang perempuan keluar rumah untuk memenuhi kebutuhannya dengan membawa bakul di atas kepala, belumlah perempuan itu sampai ke tujuannya, niscaya bakulnya sudah penuh dengan buah-buahan yang jatuh langsung dari pohon.  

Lalu Allah SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk mengingatkan kaum negeri Saba’ agar bersyukur atas semua karunia tersebut. Namun mereka berpaling dari ajakan wahyu dan kebenaran. Penduduk negeri lebih memperturutkan hawa nafsunya; mereka bermaksiat dengan semua limpahan rizki yang mereka terima.

Allah lalu menimpakan azab atas kedurhakaan mereka. Bendungan megah kebanggaan kaum mendadak ambruk. Air bah meluluhlantakkan rumah dan bangunan-bangunan  negeri Saba’. Kebun dan ladang subur mereka pun akhirnya gersang.

Negeri makmur dalam sekejap menjadi negeri miskin akibat dosa-dosa penduduknya. Alquran menyebutkan, bila seseorang berbuat dosa sesungguhnya ia menganiaya dirinya sendiri. Jika sebuah masyarakat membiarkan sebuah kemaksiatan, sama saja dengan menghancurkan bangunan masyarakat itu sendiri.

Alquran mengabadikan pelajaran dari kaum Saba` dalam Surat Saba` ayat 15-19:

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda kekuasaan Tuhan di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. 

Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. 

Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. 

Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan.

Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman. 

Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami”, dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.

MA/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *