Satu Islam Untuk Semua

Friday, 24 July 2015

SEJARAH – Mengenal Khadijah Al Kubra (1)


Makkah pada abad VI Masehi tercatat sebagai salah satu jalur utama perdagangan internasional. Untuk mengekspor barang ke Suriah, pedagang dari India dan China harus berlayar hingga ke Yaman. Dari Yaman, barang dagangan diteruskan dengan armada ‘kereta’ unta ke negeri-negeri kawasan utara jazirah Arab via Makkah.

Dalam kafilah itu, pedagang Yaman sekalian mengikutsertakan barang dagangannya, berupa kopi, obat-obatan, parfum, dan masih banyak lainnya.

Sebaliknya, eksportir dari wilayah utara pun berdatangan melalui Makkah dengan tujuan pelabuhan Yaman yang terletak di selatan teluk Arab. Di Makkah, mereka menukar kuda dan unta serta menambah bekal untuk perjalanan selanjutnya ke Yaman.

Sementara itu, penduduk Arab dari berbagai suku yang mendiami bagian tengah dan timur jazirah, berdatangan ke Makkah untuk membeli barang dengan cara barter komoditi. Mereka membeli barang yang tidak dihasilkan di wilayahnya masing-masing. Oleh sebab itu, selain menjadi jalur utama perdagangan internasional, Makkah juga menjadi pusat pertukaran barang.

Penduduk Makkah sendiri memanfaatkan “bonus” keramaian ini dengan menjual berbagai bentuk jasa ekspor-impor ke para kafilah dagang. Suku Quraisy hampir tak tertandingi dalam soal ini. Mereka menguasai hampir semua jalur perdagangan dari India, Cina, Afrika dan Suriah.

Dengan modal ini, suku Quraisy melahirkan para pengusaha eksportir hingga menjadi industri utama di Makkah. Mereka menjual barang dagangan bukan hanya di sekitar Makkah, tapi juga ke luar jazirah Arab. Mereka membentuk kafilah dagang mulai dari yang kecil, dengan jumlah ratusan ekor unta, hingga kafilah dagang yang terdiri dari ribuan unta. Jumlah pasukan keamanan yang disewa pun tergantung nilai dan jumlah barang. Di antara pengusaha eksportir yang disegani dari suku Quraisy ialah Khuwaylid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qusay. Dari Bani Qusay jugalah keluarga Bani Hasyim dilahirkan termasuk,  belakangan, Nabi yang dinantikan sebagai penutup kenabian, Muhammad bin Abdullah.

Sekitar 585 Masehi, Khuwaylid wafat dan meninggalkan harta warisan yang terbilang banyak pada anak-anaknya. Istri Khuwaylid telah wafat 10 tahun lebih dulu. Di antara anak-anaknya, hanya putrinya, Khadijah, yang mampu mewarisi keterampilan ayahnya dalam usaha eksportir. Usaha ayahnya diambil alih oleh Khadijah dan dikembangkan dengan jerih payahnya sendiri. Dengan kerja kerasnya, ia akhirnya mematahkan opini publik yang memandangnya kaya hanya karena warisan.  Selain dikenal cerdas dan tidak suka berfoya-foya, Khadijah dikenal juga sebagai tokoh Quraisy yang peka terhadap masalah sosial.

Dari tangannya, banyak orang fikir-miskin Makkah, yatim piatu dan orang cacat terbantu kehidupannya. Dia juga memodali pernikahan gadis yang kurang mampu.

Sebagaimana ayahnya dan para pedagang Quraisy lainnya, Khadijah mengirim kafilah ke Suriah pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. Untuk memastikan tidak terjadinya transaksi yang merugikan dalam perjalanan, para pemilik usaha dagang berusaha untuk ikut memimpin kafilah. Namun ketika mereka harus tinggal di Makkah, mereka harus menunjuk agen yang terpercaya, memiliki kompetensi dan kemampuan memimpin kafilah. Memilih agen level ekspor-impor tidaklah mudah karena tanggung jawabnya yang sangat tinggi. Minimal mengawal rombongan kafilah selama perjalanan hingga balik dengan selamat dan membawa keuntungan. Sebagai pengusaha besar yang lebih suka tinggal di rumah, Khadijah tidak pernah ceroboh dalam memilih agen untuk tiap kafilah dagangnya.

Dengan ketekunan, ketelitian dan kecerdasan, usaha dagang Khadijah senantiasa menghasilkan keuntungan berlipat-lipat. Dengan kepiawaian inilah sehingga setiap yang disentuh oleh Khadijah seolah “menjadi emas”. Dalam kitab Thabaqat karya Ibnu Sa’ad, digambarkan barang dagangan Khadijah dalam sekali ekspor sama nilainya dengan barang dagangan seluruh pengusaha di Makkah pada masa itu. Tak heran jika perempuan kaya raya dan berhati emas ini dijuluki “Ratu Makkah”.

(Bersambung)

 

Edy/Islam Indonesia/ Foto: listverse.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *