Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 16 February 2016

SEJARAH – Ihwal Masjid Dhiror


Peristiwa Masjid Dhiror adalah salah satu peristiwa penting di zaman Nabi Muhammad Saw. Yaitu sebuah masjid yang dibangun sekelompok orang-orang munafik di Madinah. Celakanya, masjid itu dibangun dengan tujuan markas makar dan jaraknya pun berdekatan dengan masjid Quba, masjid yang lebih dahulu di bangun.

Awalnya, orang-orang munafik memperlihatkan diri sebagai orang-orang yang peduli dengan Islam. Mereka berusaha menyebarkan Islam dan bersikap baik ke Nabi Muhammad. Namun dibalik ‘niat baik’ itu, mereka menyiapkan pisau pengkhianatan dan berusaha menikam kaum muslimin dari dalam. Mereka menyiapkan makar terhadap pemerintahan Islam.

Untuk memuluskan rencana itu, suatu hari mereka mendatangi Nabi dan menyampaikan akal bulus mereka untuk membangun masjid.

“Tempat tinggal kabilah Salim letaknya cukup jauh dari masjid Nabi,” kata mereka. “Kami hendak membangun sebuah masjid untuk dijadikan tempat shalat bagi orang-orang tua, orang-orang lemah dan orang sakit,” kata mereka

“Pada malam hari, atau jika turun hujan, masyarakat yang tidak bisa datang ke masjid Anda bisa shalat berjamaah dan melaksanakan kegiatan keagamaan di masjid itu,” kata mereka lagi.

Mereka pun bersumpah atas nama Allah, bahwa tujuan mereka membangun masjid tersebut tidak ada tujuan apapun kecuali niat baik dan demi kebaikan.

Rasulullah pun meluluskan permohonan mereka, kemudian Nabi berangkat ke Tabuk untuk berperang.

Sekembalinya dari Tabuk, sebelum sampai ke gerbang kota Madinah, orang-orang munafik mulai menjalankan rencana jahat mereka. Mereka meminta ayahanda Fatimah itu meresmikan masjid yang mereka bangun dan meminta untuk melaksanakan shalat berjamaah perdana.

Seketika itu, Malaikat Jibril turun seraya membawa wahyu surat At Taubah ayat 107-110.

وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مَسۡجِدٗا ضِرَارٗا وَكُفۡرٗا وَتَفۡرِيقَۢا بَيۡنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَإِرۡصَادٗا لِّمَنۡ حَارَبَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ مِن قَبۡلُۚ وَلَيَحۡلِفُنَّ إِنۡ أَرَدۡنَآ إِلَّا ٱلۡحُسۡنَىٰۖ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ ١٠٧
لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٞ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ ١٠٨
أَفَمَنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقۡوَىٰ مِنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٍ خَيۡرٌ أَم مَّنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٖ فَٱنۡهَارَ بِهِۦ فِي نَارِ جَهَنَّمَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٠٩
لَا يَزَالُ بُنۡيَٰنُهُمُ ٱلَّذِي بَنَوۡاْ رِيبَةٗ فِي قُلُوبِهِمۡ إِلَّآ أَن تَقَطَّعَ قُلُوبُهُمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ١١٠

“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).”

“Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.”

“ Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

“Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Saat itu juga, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk menghancurkan dan membakar bangunan masjid baru itu, dan menjadikannya tempat pembuangan sampah penduduk Madinah. Upaya makar musuh-musuh Islam pun gagal total.

Dengan kedok kebaikan, hendak membangun masjid demi orang-orang lemah dan sakit, kaum munafik justru ingin menjadikan masjid sebagai markas makar dan pangkal perpecahan umat. Masjid itu pun disebut Masjid Dhiror, masjid yang berbahaya dan tidak ada manfaatnya.[]

MA/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *