Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 10 April 2016

SEJARAH–Habib Sayyid “Guru Tua” Idrus bin Salim Aljufri


Hari itu Keluarga Habib Saggaf Aljufri terlihat bahagia. Pasalnya, pemerintah akhirnya menetapkan nama Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri sebagai bagian dari nama Bandar Udara Mutiara Palu. Dengan surat keputusan perubahan nama dari mantan Menteri Perhubungan EE Mangindaan era Presiden SBY, kini bandara kebanggaan masyarakat Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah itu resmi disebut sebagai Bandara Mutiara SIS Aljufri.

Selaku keturunan yang juga Ketua Utama Pengurus Besar Alkhairaat, Habib Saggaf Aljufri menyatakan bersyukur kepada Allah atas anugerah ini. “Keluarga Habib Saggaf juga akan membuat acara syukuran sebagai ungkapan rasa terima kasih,” kata Sekretaris Jenderal PB Alkhairaat Lukman Thaher kepada kantor berita Antara Maret 2014 silam.

Dalam isi Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 178 Tahun 2014 disebutkan bahwa Habib Sayyid Idrus bin Salim AlJufri merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah di bidang pendidikan agama Islam.

Ulama asal Hadramaut, Timur Tengah, itu dianggap sebagai inspirator terbentuknya ribuan sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah di bawah organisasi payung Alkhairaat. Perubahan nama bandara itu juga untuk menghargai jasa serta perjuangan Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan timur Indonesia.

Lebih jauh, SIS Aljufri yang juga disapa Guru Tua adalah tokoh Muslim pelopor dakwah damai Islam yang mendirikan perguruan tinggi Alkhairaat di Kota Palu dan terus berkembang di kawasan timur Indonesia. Hingga saat ini Alkhairaat telah mendirikan ribuan sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan sejumlah unit usaha lainnya.

Guru Tua sendiri dikisahkan lahir di Hadramaut, Yaman, 15 Maret 1892. Guru Tua bersama rombongan menginjakkan kaki pertama di Pelabuhan Wani, Kabupaten Donggala, pada 1929. Kedatangannya di Wani kala itu atas ajakan masyarakat Arab melalui saudara SIS Aljufri yang telah menetap di sana untuk mendirikan madrasah.

Pemerintah Belanda yang saat itu menduduki Donggala tidak memberikan izin pendirian madrasah tersebut. Pejabat Belanda masa itu mengkhawatirkan madrasah Guru Tua dapat memengaruhi pemikiran masyarakat setempat. Dengan bantuan karib kerabat dan murid-muridnya, Guru Tua akhirnya mendirikan sekolah di Palu, sekitar 30 kilometer dari Wani. Madrasah tersebut diberi nama Alkhairaat. Secara harfiah Al-Khairaat berarti amal bakti.

Guru Tua pun lalu mengabdi untuk kepentingan umat Islam di Nusantara, khususnya di bagian timur Indonesia selama sekitar 40 tahun. Pada 22 Desember 1969 Guru Tua wafat dan dimakamkan di dekat masjid Alkhairaat di Jalan SIS Aljufri.

Hingga saat ini terdapat sekitar 1.600 sekolah Alkhairaat dalam berbagai kategori dan di berbagai tingkatan di kawasan timur Indonesia. Jaringan sekolah sebanyak itu berjalan secara swadaya, tanpa bantuan langsung dari anggaran pemerintah pusat maupun daerah.

SIS Aljufri dikenal dengan panggilan Guru Tua karena hingga akhir hayatnya dia selalu memberikan ilmu kepada masyarakat melalui madrasah ataupun ceramah agama di berbagai tempat. Guru Tua juga dianggap sebagai sosok yang memberi pencerahan kepada masyarakat karena pada awal kedatangannya banyak masyarakat yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Metode dakwah Guru Tua adalah model dakwah damai Islam yang telah menjadi model standar Wali Songo dan kaum Alawiyyin.

“Guru Tua adalah simbol di Sulawesi Tengah dan masyarakat timur Indonesia. Tentu sudah selayaknya perjuangannya diakui pemerintah,” kata Sekretaris Jenderal PB Alkhairaat Lukman Thaher. Sebelum diabadikan menjadi bagian nama bandara, SIS Aljufri juga telah ditetapkan sebagai nama jalan di Kota Palu. Guru Tua juga telah diusulkan menjadi pahlawan nasional beberapa tahun silam. “Pintu masuk untuk dinobatkan sebagai pahlawan nasional sudah terbuka,” kata Lukman Thaher.

 

AJ/IslamIndonesia/Antara

One response to “SEJARAH–Habib Sayyid “Guru Tua” Idrus bin Salim Aljufri”

  1. […] Download Image More @ islamindonesia.id […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *